Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mendukung Lippo Group yang akan mendirikan sejumlah rumah sakit di beberapa daerah Indonesia. Apalagi rumah sakit yang memberikan pelayanan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
"Tentu kita beri apresiasi, saya melihat RS Siloam sendiri memberikan layanan BPJS. Ini wujud nyata partisipasi swasta," katanya usai menghadiri peresmian Paviliun B Rumah Sakit Umum Siloam di kawasan Lippo Village Karawaci, Tangerang, Selasa (1/12/2015).
Peresmian fasilitas kesehatan, Paviliun B RS Siloam tersebut dilakukan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dan diikuti acara pemukulan gendang oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Nila Juwita Anfasa Moeloek, Gubernur Banten Rano Karno, pendiri Lippo Group Mochtar Riady.
Menurut Zulkifli, kehadiran rumah sakit swasta nasional di daerah memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, karena ada investasi. "Dua kunci utama sebagai indikasi kemajuan dan peradaban bangsa, yakni banyaknya fasilitas kesehatan seperti pendirian rumah sakit dan sejumlah fasilitas pendidikan," tambahnya.
Selain itu, lanjut Ketua umum PAN, kehadiran rumah sakit berkualitas dan terjangkau dapat menekan jumlah pasien asal Indonesia untuk berobat ke luar negeri. "Dampak lainnya, juga akan mampu meningkatkan taraf kemajuan dan peradaban bangsa," ungkap dia lagi.
Zulkifli tak membantah upaya pihak swasta membangun rumah sakit perlu diapresiasi karena langkah itu telah ikut meringankan tugas yang seharusnya dilakukan pemerintah.
Apalagi, ujarnya, kian banyaknya rumah sakit di dalam negeri akan dapat menurunkan pelarian devisa oleh pasien asal Indonesia yang berobat ke luar negei seperti ke Singapura dan Malaysia. "Tentu. Tentu ini akan sangat membantu," tegasnya
Dengan demikian, sambungnya, pemerintah juga harus mempermudah perizinan pendirian fasilitas kesehatan tersebut sebagai prasyarat kemajan suatu bangsa selain pembangunan di bidang pendidikan.
Sementara itu pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan pihaknya akan berupaya membangun sebanyak-banyaknya rumah sakit.
Alasannya, kata Mochtar, pembangunan rumah sakit itu bertujuan untuk membantu menutupi ketimpangan fasilitas kesehatan di kawasan perkotaan dan pedesaan. "Selama ini keberadaan rumah sakit, hanya ada di lima kota besar di Indonesia," terangnya.
Mochtar mengaku dirinya berambisi untuk membangun rumah sakit sebanyak-banyaknya lantaran memiliki pengalaman buruk tentang kesehatan. "Ibu saya meninggal ketika melahirkan adik saya. Saat itu saya berusia sembilan tahun. Dan Ayah saya dalam usia 65 tahun menderita karena kanker. Jadi saya tak ingin penderitaan yang saya alami diderita orang lain. Lewat rumah sakit itulah saya mengimplementasikannya," tutur Mochtar.
Mochtar juga memiliki pemikiran dan rencana membangun e-medical center di daerah. "Kita sudah masuk abad digital century, jadi melalui internet pasien bisa didiagnosa. Hal ini untuk mempersempit kesenjangan," tuturnya.
Diakui Mochtar, pihaknya sedang berunding dengan Philips dan General Electric guna mengembangkan layanan tersebut. "Saya meminta kepada Menkes dan juga Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tepatnya pemerintah untuk memberikan keringan pajak," harapnya.
Seperti diketahui, khusus untuk Rumah Sakit Siloam di kawasan Lippo Village, dia manargetkan peningkatan jumlah tempat tidur dari 300 unit saat ini menjadi 600 unit pada 2017.