Kapolda NTT Brigjen Endang Sunjaya mengaku telah berkomunikasi dengan anggota Komisi III DPR Herman Hery terkait kasus razia miras. Menurut Endang, semuanya baik-baik saja.

"Sudah (komunikasi dengan Herman Hery). Tidak ada masalah apa-apa," kata Endang saat ditemui di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (4/1/2016).

Endang sempat mengembalikan miras yang telah disita oleh anggotanya dalam operasi Pekat beberapa pekan kemarin. Menurutnya hal itu ia lakukan lantaran ada beberapa penjual yang telah memperoleh izin dari Walikota terkait penjualan miras tersebut. Pengembalian tersebut menurutnya sama sekali bukan karena pihaknya takut atas ancaman dari Herman Hery.

"Tidak (karena takut ancaman Herman Hery). Dari Walikota sendiri ada aturan. Beliau sudah mengizinkan beberapa toko. Tapi anggota kita berdasarkan peraturan yang ada dia sita. Karena saya bekerjasama dengan Pak Walikota, saya ajak," papar Endang.

Langkah pengembalian miras itu menurut Endang, agar pihak Walikota tidak merasa tersinggung. Namun untuk penjualan miras yang tak berizin, pihaknya tetap bersikap tegas.

"Makanya yang sudah ada izin-izin dari Pak Walikota kita kembalikan. Sedang yang tidak ada izin tetap kita sita. Ini dimusnahkan nantinya," katanya.

Ia menegaskan pengembalian tersebut tak ada kaitan dengan Herman Hery. Bahkan restoran milik Herman Hery tak disentuhnya.

"Tidak ada. Jadi (restoran milik) Pak Herman Hery itu tidak pernah kita sita. Sama sekali tidak pernah kita sentuh," katanya.

Terkait ancaman yang diterima anak buahnya yakni AKBP Albert Neno, pihaknya telah meminta keterangan saksi dan transkrip pembicaraan dari provider seluler Telkomsel. Namun saat ini kasus tersebut telah diserahkan ke Bareskrim Polri.

"Hari ini saya serahkan laporan anggota saya ke Bareskrim supaya Kapolda NTT netral tidak ada kaitan apa-apa. Nanti dianggap pihak-pihak ini, tidak ada," tuturnya.