Beredar rumor adanya calon ketua umum Partai Golkar yang menggunakan politik uang (money politics) jelang munas. Golkar diminta mennggalkan cara-cara kotor seperti itu.
"Gini hari, zaman susah masih mau dibagi-bagi untuk money politics?" ujar tim sukses Ade Komarudin, Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat dihubungi detikcom, Kamis (19/2/2016) malam.
Namun tudingan adanya politik uang yang dilontarkan Nurdin Halid tersebut diharapkan tidak membuat panik internal Golkar. Bahkan Bambang mengatakan uang SGD 10.000 (sekitar Rp 95 juta) per satu ketua DPD tingkat II dianggap terlalu murah.
"Tapi sekarang kita mengimbau agar para kandidat tidak menggunakan money politics," ucapnyaa.
Khusus untuk cost politics (biaya politik) yang dikeluarkan oleh pada kandidat cakteum masih dianggap wajar. Bambang mengatakan biaya politik yang dimaksud meliputi akomodasi an perjalanan bagi para agenda.
Terkait soal debat terbuka calon ketum Golkar, Bambang mengatakan dirinya setuju atas usulan tersebu untuk mencari kandidat yang terbaik.
"Yang penting kita yang pilih terbaik Golkar dan menyatukan pepecahan," terangnya.