‎Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengatakan, hari ini, kita disuguhi data-data yang sungguh membuat kita prihatin. Kesenjangan antara kaya dan miskin makin lebar.

"Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Dan yang berada pada posisi lemah itu, sekali lagi, adalah golongan umat. Jika dibiarkan terus menerus tanpa penyelesaian, maka keadaan ini bisa menjadi bom waktu yang membahayakan keutuhan NKRI," kata Zulkifli dalam sambutannya di pelantikan pengurus ICMI di Jambi, Rabu (2/3/2016).

‎Zulkifli menuturkan, awalnya kita bangga bahwa Indonesia berhasil menjalankan demokrasi dan menjadi negara demokratis terbesar ketiga di dunia setelah Amerika dan India.

Demokrasi, dengan pengertian dasar umum kedaulatan di tangan rakyat, diharapkan bisa membuat rakyat mendapatkan kedaulatan.

"Namun, melihat fakta-fakta kesenjangan yang makin lebar tersebut, rasanya sudah saatnya kita melakukan evaluasi, dengan mengajukan pertanyaan apakah sesungguhnya yang salah dengan pelaksanaan demokrasi kita," ujarnya.

Masih kata Zulkifli, sekedar gambaran yang tentu saja kita semua sesungguhnya pasti sudah tahu, bahwa biaya politik di era demokrasi ini menjadi semakin mahal.

Singkat kata, demokrasi telah dibajak oleh kaum kapitalis, sehingga yang terjadi kemudian adalah korporatokrasi.

"Melihat kenyataan tersebut, pertanyaan lanjutan yang perlu kita jawab bersama-sama adalah mengapa golongan umat yang mayoritas ini justru sangat rapuh? Mengapa umat ini menjadi bagaikan buih di atas ombak lautan yang kelihatan sangat banyak, tetapi kemudian hancur dan hilang tanpa bekas?" katanya.