PRESIDEN Joko Widodo akan segera menghentikan kegaduhan yang terjadi akibat silang pendapat antarmenteri di ruang publik.
Meski begitu, Kabinet Kerja dipastikan tetap solid.
Juru Bicara Presiden, Johan Budi, menyatakan di Jakarta, Kamis (3/3), Presiden Jokowi memberikan perhatian serius perihal polemik antarpembantunya yang belakangan kembali meletup.
Silang pendapat itu lagi-lagi terjadi antara Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, kali ini terkait dengan pengolahan gas di Blok Masela, Maluku.
Ditegaskan Johan, Presiden mengakomodasi perbedaan pendapat asalkan disuarakan di ruang yang tepat, yakni rapat atau sidang kabinet, bukan di ruang publik.
"Apalagi sudah mengarah pada pribadi-pribadi, lebih kacaunya lagi sudah bawa suporter. Presiden ingin menghentikan kegaduhan itu," ujarnya.
Kepala Negara, imbuh Johan, juga kembali mengingatkan seluruh menteri satu visi dengan Presiden.
Evaluasi terhadap para menteri yang berselisih pun akan segera dilakukan dan mereka akan dipanggil.
Hanya saja, Johan menyebut pemanggilan itu tidak terkait dengan reshuffle.
"Kalau bahasa Presiden, nanti akan dimintai penjelasan. Presiden pasti punya ukuran sendiri yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan evaluasi kepada semua menterinya."
Meski silang pendapat antarmenteri kembali terjadi, pemerintah menganggap Kabinet Kerja tetap solid.
"Solid tidak solid tentu masyarakat yang menilai. Sejauh ini kabinet solid dari perspektif pemerintah," tandas Johan.
Menteri Sudirman Said enggan berkomentar ihwal perselisihannya dengan Rizal Ramli yang diumbar ke publik dan sempat membuat Presiden marah.
"Saya tidak mau membicarakan yang lain," jawabnya singkat ketika ditanya wartawan di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta.
Desakan agar Presiden bertindak tegas untuk mencegah kegaduhan akibat silang pendapat antarpembantunya terulang terus bermunculan.
Menurut Wakil Sekjen PDIP Achmad Basarah, Jokowi harus segera menyudahi perselisihan seperti itu.
"Kalau tidak, kredibilitas pemerintah turun dan pada akhirnya akan merusak kewibawaan dan kredibilitas Presiden Jokowi di mata publik."
Wakil Ketua Komisi I DPR dari Partai Golkar Tantowi Yahya menandaskan, kegaduhan tersebut mesti segera disudahi karena kalau tidak, akan berimplikasi buruk pada investasi.
Persepsi negara lain terhadap Indonesia pun akan jelek.
Blok Masela
Terkait dengan Blok Masela yang menjadi pangkal perselisihan terkini antara Rizal Ramli dan Sudirman Said, Presiden Jokowi akan segera bersikap.
Presiden bakal memutuskan pengembangan Blok Masela sepulang dari kunjungan ke Sumatra, kemarin.
Pokok perdebatan Blok Masela menyangkut pengolahan gas secara terapung di laut (offshore) atau di darat (onshore).
Skema pengelolaan di laut merupakan keinginan Kementerian ESDM, sedangkan Rizal Ramli menginginkan di darat.
Johan Budi menyatakan keputusan Presiden nanti diambil dengan perhitungan teliti dan penuh kehati-hatian.
"Segera diputuskan. Ini kan persoalan kapital yang besar. Tak hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tapi juga kepentingan pengembangan wilayah Indonesia Timur."
Sebelum memutuskan, Presiden sudah mendapat masukan dari berbagai pihak, baik yang berpendapat lebih baik membangun kilang di laut maupun di darat.