Perjuangan pebalap Indonesia di ajang bergengsi F1, Rio Haryanto, masih panjang. Masih ada 20 race yang harus dijalaninya.

Langkah awalnya di ajang F1 Minggu di sirkuit Albert Park, Melbourne, Australia, Minggu (20/3/2016), tak terlalu menggembirakan. Rio terpaksa  tak bisa melanjutkan lomba karena mobilnya bermasalah pada lap ke 18.

"Saya kecewa tapi itu di luar kendali saya," kata Rio usai berhenti melanjutkan lomba kepada pers.

Tim Manor meminta maaf telah mengecewakan Rio karena ada masalah di mobilnya.

Saat perlombaan dihentikan menyusul tabrakan antara Fernando Alonso dan Esreban Guitterez, Rio baru mengetahui ada ceceran oli di bawah mobilnya saat berada di tempat pemberhentian.

"Saya ingin melanjutkan pelombaan, tapi Tim Manor memutuskan tak bisa karena bisa lebih parah," kata Rio yang berada di urutan ke 19 dari 22 pebalap ketika lomba dihentikan.

Selanjutnya Rio akan berkonsentrasi untuk ajang F1 di Bahrain 3 April 2016. Ajang balap mobil F1 akan ditutup di Abu Dhabi November 2016. Masih ada 20 balapan lagi.

Kekecewaan tampak dari orangtua Rio, Sinyo Haryanto dan Penny Indahwati, yang menyaksikan debut pertama Rio di F1.

"Sayang ya, Pak," ucap Penny lirih.

Dia berharap Rio segera berkonsentrasi dan memperbaiki penampilan untuk lomba berikutnya.

Sinyo Haryanto dan Penny Indahwati memperhatikan dengan seksama penampilan Rio melalui televisi di padock Tim Manor Racing. Sesekali mereka bercakap dengan Manajer Rio Piers Hunnet.

Antusiasme baru

Sejumlah warganegara Indonesia seperti mantan pebalap Tinton Soeprapto, Ananda Mikola, dan anggota DPR Moreno Soeprapto berada di tempat yang sama. Beberapa saat datang Menpora Imam Nahrawi didampingi Konjen RI di Melbourne.

Tampilnya Rio di pantas ajang balap bergengsi  menimbulkan antusiame luar biasa. Tak kurang 100 ribu penonton menyaksikan ajang F1 di Sirkuit Albert Park.

Jutaan pasang mata menyaksikan ajang F1 melalui layar televisi. Bendera merah putih berkibar dibawa penonton Indonesia yang datang ke Melbourne. Penonton Indonesia ditanyai wartawan asing soal kiprah Rio.

Duta Besar Indonesia di Australia Nadjib Riphat Kesoema yang menyaksikan kualifikasi Rio pada hari Sabtu mengatakan, penampilan Rio membanggakan.

Rio menjadi euforia. Dia seakan menjadi idola baru bagi generasi milenial yang sekarang seperti kehilangan idola. Rio memberikan harapan kepada generasi muda Indonesia. Dia selalu ingin berprestasi dan terus berprestasi.

"Rio punya talenta dan keinginan kuat untuk terus berprestasi," kata Wianda Pusponegoro dari Pertamina.

Pertamina mendampingi Rio sejak Rio tampil di GP3 enam tahun lalu. Rio terus berjuang untuk mewujudkan impiannya untuk tampil di F1. Dia terus naik kelas dan kini sudah tampil di F1.

Sayid Rasidi, pebisnis Indonesia yang sudah enam tahun tinggal di Melbourne merasa bangga dengan Rio.

"Ini baru pertama kali rio tampil di sirkuit F1. Menyelesaikan 18 lap dan kemudian berhenti karena mobil itu sudah membuat saya bangga, " katanya.

Di ajang F1, Petronas juga menjadi sponsor sejumlah pebalap. Disebut-sebut 80 juta euro dipakai Petronas untuk mensponsori pebalap.

Perjuangan panjang

Perjuangan Rio mewujudkan mimpinya dan meningkatkan brand Indonesia  tidak ringan. Butuh dedikasi. Butuh perjuangan dan tentu juga butuh biaya. Tak ada yang instan.

Pertamina telah membiayai sebagian dana yang dibutuhkan yakni 5 juta euro. Pihak kekuarga berkontribusi 3 juta euro. Masih ada kekurangan 7 juta kepada Tim Manor Racing yang harus dibayarkan.

Syukurlah, bantuan untuk Rio masih akan  mengalir. Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani kepada Kompas, Sabtu (19/3/2016), menyampaikan, ia telah mengirim surat edaran kepada pengurus Kadin untuk ikut berkontribusi atas penampilan  Rio di ajang F1.

Bagi pebalap kawakan Tinton Soeprapto ibarat sebuah cerita ini baru babak pendahuluan yang harus diselesaikan. Setiap tantangan membutuhkan tanggapan termasuk penampilan pertama Rio di ajang F1. Kerjasama dan komunikasi antara pebalap dan tim perlu diintensifkan untuk menggenapi cerita yang baru dimulai.