Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan, Herri Zulkarnain Hutajulu, mempertanyakan lemahnya kesiapan Kesekretariatan DPRD Medan dalam menangkal kondisi-kondisi yang sifatnya situasional.
Bagaimana tidak, rapat paripurna mengenai Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Limbah Rumah Tangga berlangsung dalam keadaan gelap gulita. Pasalnya arus listrik terputus ketika rapat sedang berjalan, Senin (28/3).
“Kita sangat malu, biaya pembangunan kantor DPRD Kota Medan menghabiskan anggaran yang besar. Tak kurang dari Rp90 miliar seharusnya sudah memadai dan bisa langsung diantisipasi,” ucapnya di sela-sela rapat yang sempat diskor.
Menurutnya, dengan infrastruktur yang canggih sudah sepantasnya mendapatkan suasana kondusif ketika rapat paripurna sedang berlangsung. Kalaulah arus listrik terputus, kesediaan alat bantu genset mampu mengatasinya.
“Biasanya ada genset yang langsung selesai dalam hitungan detik, tapi ini sudah nyaris satu jam belum nyala juga,” sindirnya.
Anggota Komisi A DPRD Medan ini juga meminta agar lembaga ini diaudit anggarannya. Sebab dicurigai adanya permainan dalam anggaran penyediaan atau perawatan genset di gedung tersebut.
“Kita minta lembaga kredibel mengaudit anggarannya. Karena kita sudah sangat terganggu dengan kondisi seperti ini,” pungkasnya.
