Wisata kuliner seafood di Pantai Kuwaru, yang terletak di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta tidaklah setenar Pantai Depok, Parangtritis. Meski belum terkenal sebagai pantai yang menyediakan olahan makanan segar dari hasil tangkapan di luat, namun belakangan ini, menjadi salah satu alternatif wisata kuliner keluarga.
Di samping ikan yang dijual masih dalam kondisi segar, di Pantai Kuwaru ini kondisi alamnya sangat rindang karena banyak pohon cemara udang yang mulai tumbuh dewasa. Sangat berbeda dengan wisata kuliner di Pantai Depok yang terasa sangat terik karena minimnya pohon perindang.
Menikmati seafood di bawah pohon cemara udang dan dapat melihat keindahan laut menjadi tawaran tersendiri bagi para wisatawan yang berlama-lama menikmati rindangnya pohon cemara udang dan melihat deburan ombak laut selatan Jawa.
Ponidi salah seorang pemilik warung seafood di Pantai Kuwaru menyatakan, dalam kurun waktu satu tahun ini kunjungan wisata di Pantai Kuwaru semakin banyak. Bahkan, saat libur akhir pekan maupun libur panjang dipastikan ribuan wisatawan datang ke Pantai Kuwaru ini, baik untuk menikmati seafood maupun hanya sekedar melihat laut sembari berteduh di bawah pohon cemara udang.
“Pohon cemara udang yang utama untuk menahan abrasi laut, saat ini justru menjadi lokasi favorit wisatawan untuk menghabiskan waktu sembari menikmati laut bersama keluarga” terangnya.
Menurut Ponidi, bagi wisatawan yang membawa keluarga dipastikan mereka memesan seafood untuk makan siang maupun sore. Wisatawan dapat membeli ikan yang ada di Pantai Kuwaru dan dimasakkan pada rumah makan yang ada di sekitar Pantai Kuwaru.
“Untuk memasak hingga menyiapkan makanan siap saji, biayanya dihitung per kilogram ikan untuk dimasak. Biasanya para pemilik warung menarik biaya dalam kisaran Rp5.000 hingga Rp10.000 per kilgram untuk memasak ikan dengan berbagai rasa sesuai dengan selera wisatawan. Bahkan, biaya itu sudah termasuk nasi, sambal, serta lalapan,” tuturnya.
Anis, salah satu penjual ikan laut segar di Pantai Kuwaru menyatakan, setiap hari dirinya menyiapkan ikan antara 50 kilogram hingga 100 kilogram ikan laut berbagai jenis. Mulai ikan dengan harga Rp10.000/kilogram hingga Rp40.000/ kilogram.
“Untuk ikan cakalang dijual dalam kisaran Rp14.000/kilogram, ikan tongkol Rp10.000/kilogram, cumi-cumi Rp32.000/kilogram, udang Rp 35.000/kilogram” terangnya.
Saat hari libur, para penjual ikan laut di Pantai Kuwaru ini dapat menjual ikan antara 1 kuintal hingga 2 kuintal ikan. Ikan sendiri, kata Anis, didatangkan dari Cilacap, Sadeng, Semarang, dan beberapa daerah lain di luar Yogyakarta.
“Meski ada sekitar 100 nelayan di Pantai Kuwaru ini, namun hasil tangkapan tidak bisa diandalkan untuk memasok kebutuhan ikan di Pantai Kuwaru. Terkadang, nelayan tidak melaut akibat gelombang pasang maupun angin yang kencang,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi B, DPRD Kabupaten Bantul Edy Prabowo mengatakan, potensi Pantai Kuwaru dikembangkan sebagai wisata kuliner sangat besar karena belum diketahui oleh banyak wisatawan. Katanya, setiap hari libur sudah ribuan pengunjung datang untuk menikmati laut sembari makan ikan laut segar.
“Kendala utamanya adalah sarana jalan yang masih sangat sempit, sehingga bus besar tidak mungkin masuk ke Pantai Kuwaru. Dengan mobil pribadi pun kalau berpapasan harus mengalah salah satunya,” ujarnya.
Menurutnya, pelebaran jalan menuju Pantai Kuwaru mutlak dilaksanakan, begitu pula prasarana lain seperti tempat parkir, MCK, dan lain-lainya juga harus segera diadakan jika ingin mengembangkan Kuwaru sebagai lokasi wisata kuliner di Bantul ini.
“Ini tugas dari Dinas Pariwisata dan Dinas Pekerjaan Umum untuk menambah sarana dan prasarana, karena dalam APBD 2010 sudah disiapkan anggarannya,” katanya.
Menyinggung belum adanya biaya retribusi masuk Pantai Kuwaru, politisi dari Partai Demokrat ini menyatakan, selama belum ada sarana dan prasarana yang memadahi sebaiknya belum perlu ada retribusi. Penarikan biaya masuk Pantai diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan pemerintah desa setempat.
“Kalau semua sarana dan prasarana telah dibangun oleh pemerintah, setiap pengunjung nantinya wajib membayar retribusi karena hasil retribusi juga akan dikembalikan kepada masyarakat Pantai Kuwaru,” pungkasnya.