Ketua DPR dan Presiden Senat Australia Soroti Mafia Daging Sapi

Isu: Sapi Impor,

Detik News, 06-10-2016

Ketua DPR Ade Komarudin bertandang ke Australia. Dia diundang dalam jamuan makan tertutup oleh Presiden Senat Australia Stephen Parry di kediamannya. Sambil memanggang daging sapi, mereka menyoroti mafia daging sapi yang menyebabkan harga daging di Indonesia menjadi mahal.

Apa yang akan mereka lakukan terhadap para mafia yang membuat masyarakat Indonesia kesulitan membeli daging itu?

Diceritakan oleh Ade sekembalinya dari jamuan barbeque di kediaman Perry, Hobart, Tasmania, Australia, Rabu (5/9/2016). Pertemuan berlangsung akrab. Di situ, ada pula Ketua Parlemen (House of Representatives) Australia Tony Smith, juga pimpinan parlemen dari tiga negara lain.

"Kami bicara mafia daging," ujar Ade.

Sambil memanggang daging di atas tungku, kedua pihak menyimpulkan bahwa tak ada yang diuntungkan dari keberadaan mafia daging. Malahan, masyarakat Indonesia dirugikan.
Foto: Danu Damarjati/detikcomFoto: Danu Damarjati/detikcom

"Pemerintah Australia juga dirugikan, masyarakat Indonesia juga dirugikan," ujar Ade.

Mafia ini mengambil keuntungan secara kelewatan. Inilah awal mula mahalnya daging sapi impor Australia yang dijual di Indonesia.

"Berdasarkan investigasi saya dengan Pak Duta Besar, mereka-mereka itu (mafia) mendapat keuntungan 400 US dollar per satu ekor sapi. Belum lagi kalau sudah dijual di Indonesia, maka harganya akan bertambah. Bagaimana tidak mahal kalau pas lebaran?" protes Ade.

Maka kedua pihak sepakat mengatasi permasalahan ini, demi hubungan baik kedua belah pihak yakni Indonesia dan Australia. Solusinya, rantai distribusi yang terlalu panjang harus diputus, sehingga mafioso broker sapi Australia ke Indonesia tak lagi berkuasa atas harga.

"Jalannya, kita harus memutus rantai yang terlalu panjang dalam perdagangan sapi," kata Ade.

Kata dia, Parry masih separtai dengan Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce dari Partai Nasional. Parry akan menyampaikan masalah ini ke Joyce.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema yang turut mendampingi Ade menyampaikan hal yang sama.

Kepentingan Indonesia dalam isu ini berkaitan dengan hajat hidup masyarakat di dalam negeri. Memang, para pebisnis ekspor-impor sapi juga berhak untung, namun konsumen Indonesia juga tak boleh dirugikan.

"Mungkin kadang-kadang terlalu besar keuntungan yang diambil oleh penengah ini, oleh makelar. Itu yang membuat kita kesusahan mengendalikan harga. Jadi Pak Ade menggagas agar ini dipersempit. Hubungan agar diperpendek agar para makelar ini, ya mereka boleh juga sebagai middle man, tetapi jangan sampai mereka mendikte harga," tutur Nadjib.

Makelar-makelar yang bikin harga daging sapi jadi mahal itu diindikasikan berasal dari kedua belah pihak, baik Australia maupun Indonesia. Menteri Pertanian, kata Nadjib, juga sudah berusaha memperbaiki kondisi ini. Dia optimis, keluhan Ade bisa mendorong Pemerintah Australia untuk aktif mengatasi masalah ini.

"Wakil Perdana Menteri Australia kebetulan adalah orang yang sangat mengerti mengenai permasalahan per-sapi-an di sini," tandas Nadjib.

Dalam pertemuan informal ini, lima pimpinan parlemen negara anggota forum MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, dan Australia) bersiap mengadakan gelaran forum pada Kamis (6/10).

Diposting 06-10-2016.

Dia dalam berita ini...

Ade Komarudin

Anggota DPR-RI 2014
Jawa Barat VII