Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Presiden: Ada Kelompok yang Ingin Menggoyang Persatuan Bangsa

sumber berita , 01-11-2016

PRESIDEN Joko Widodo mengatakan Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku serta agama. Dalam keragaman tersebut, Indonesia berhasil menemukan formula untuk bersatu sebagai sebuah bangsa, yakni Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Namun, kata kepala negara, persatuan Indonesia kerap menghadapi berbagai tantangan. Menurut presiden, dengan semangat kesatuan dan gotong royong, Indonesia berhasil mengatasi pelbagai teror tersebut

"Ada kelompok-kelompok yang ingin menggoyang persatuan Indonesia. Seperti peristiwa bom Bali tahun 2002 dan juga bom di Thamrin Jakarta di awal 2016," kata Jokowi saat membuka World Peace Forum ke-VI di Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/11).

Jokowi menilai, aksi-aksi teror yang terjadi di Indonesia merupakan hasil dari ekstremisme kekerasan yang juga menjadi penyebab aksi teror serupa di negara lain. Sementara ekstrimisme kekerasan, lanjut dia, penyebab utamanya adalah ketidakadilan yang bersifat global.

"Karena itu, untuk mengatasi isu global ini, untuk mengatasi ekstrimisme kekerasan, diperlukan aksi kolektif kita bersama untuk melawannya," ujar Jokowi.

Presiden berharap WPF dapat menghadirkan dialog yang produktif guna memperkuat usaha bersama guna menghadirkan perdamaian di dunia. Serta menginspirasi banyak orang untuk memperjuangkan perdamaian.

“Di sini ada pemuka agama, pembuat kebijakan, para pakar, politikus, dan aktivis dari berbagai belahan dunia. Anda semua adalah pembela perdamaian, cahaya-cahaya moral kami untuk melawan intoleransi, melawan provokasi kekerasan. Untuk bisa mengatakan bahwa kami tidak takut terhadap ancaman dan aksi teror. Untuk memiliki keberanian dan secara lantang mengatakan kami ingin perdamaian, bukan kekerasan,” pungkas Jokowi.

WPF merupakan konferensi tingkat internasional yang diselenggarakan setiap dua tahun oleh centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) bekerja sama dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dan Cheng-Ho Multicultural Education Truss Malaysia.

Acara yang diselenggarakan pada tanggal 1 hingga 4 November mendatang tersebut mengambil tema umum "One Destiny, One Humanity, One Responsibility" atau “Satu Tujuan, Satu Kemanusiaan, Satu Tanggung Jawab”.

Turut hadir dalam peresmian pembukaan World Peace Forum ke-6 di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta, mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, para duta besar negara-negara sahabat serta delegasi organisasi internasional.

Sementara, Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilization, Din Syamsuddin, mengatakan, isu kekerasan ekstrim masih menjadi permasalahan yang dihadapi banyak negara di dunia. Tahun ini, kata dia, WPF mengangkat tema 'Mengatasi Kekerasan Ekstrim Dikaitkan dengan Harkat Martabat Manusia, Ketidakadilan Global dan Tanggung Jawab Bersama' sebagai bentuk kepedulian atas maraknya aksi-aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama, bangsa maupun kepentingan politik.

"Kekerasan ekstrim selalu berkaitan dengan sistem dunia yang terlalu sekuler dan bebas, maka membawa munculnya kekerasan-kekerasan, tidak hanya secara fisik tapi juga kekerasan modal, dan kekerasan negara," tandas mantan Ketua PP Muhammadiyah itu.

Diposting 02-11-2016.

Dia dalam berita ini...

Oesman Sapta

Anggota DPD-RI 2014
Kalimantan Barat