Komisi X DPR RI yang membidangi Pemuda dan Olahraga meninjau Stadion Utama Palaran atau Arena Eks PON 2008 setelah Tim Kunspek Komisi X usai memonitor Sekolah Khusus Olahragawan (SKOI), Samarinda, Jum'at (25/11'2016).
Dalam peninjauan ke beberapa tempat olahraga di kompleks Stadion Utama Palaran, Samarinda, Tim Kunspek Komisi X melihat beberapa venue eks PON 2008 mengalami kerusakan dan tidak terawat.
Pimpinan Kunspek Komisi X, Sutan Adil Hendra mengatakan sangat menyayangkan stadion megah berskala internasional yang dibuat oleh Pemprov Kaltim sebagai venue pembukaan dan penutupan PON XVII Tahun 2008 yang lalu, kini tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan olahraga.
"Ini sangat-sangat disayangkan sekali stadion semegah ini kurang dimaksimalkan," jelasnya.
Padahal, di sini masih bisa dimanfaatkan untuk olahraga atletik, dan gedung serbaguna bisa untuk latihan gulat atau cabang olahraga lainnya.
Hasil temuam ini menjadi bahan masukkan Komisi X dan nanti akan dibahas dalam rapat kerja antara Komisi X dengan kementerian terkait sehingga dapat menemukan solusi atas berbagai permasalahan yang ada di Stadion Utama Palaran, Samarinda.
Kepala Dispora Kaltim, Fachruddin Djaprie mengakui kondisi venues kompleks Stadion Utama Palaran mengalami kerusakan. "Ini perlu segera dilakukan penanganan atau perbaikan, termasuk perbaikan jaringan listrik dan jaringan air serta jalan lingkungan," kata Fachruddin.
Menurutnya, Pemprov Kaltim telah menganggarkan biaya pemeliharaan kompleks Stadion Utama dan Madya dengan skala prioritas, tapi keterbatasan anggaran yang tersedia yang dialokasikan melalui APBD Provinsi Kaltim, apalagi dengan terjadinya defisit anggaran saat ini yang dialami Pemprov Kaltim. "Kami mengusulkan agar pemeliharaan dan atau rehab venues yang ada di kompleks Stadion Utama ini dapat dianggarkan melalui APBN," usul Fachruddin.
Lebih jauh, Fachruddin mengatakan bahwa kendala pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga terutama di kompleks Stadion Utama Palaran dikarenakan lokasi Stadion Utama Palaran berada jauh dari pusat Kota Samarinda dan tidak adanya trayek transportasi umum seperti angkot yang melewati Stadion Utama Palaran.