PASANGAN calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengaku akan lebih menghemat pengeluaran kampanye. Sejauh ini, kampanye kedua pasangan menghabiskan dana Rp19,03 miliar. Sebagian besar untuk membiayai blusukan.
Sandiaga, di Posko Pemenangan Jl Cicurug, Menteng, kemarin, mengungkapkan penerimaan dana kampanye pihaknya hingga 30 November sebesar Rp19,08 miliar. Sebanyak Rp19,03 miliar telah dikeluarkan untuk kegiatan kampanye.
Pengeluaran terbesar untuk pertemuan tatap muka, seperti blusukan, dengan porsi mencapai 39% atau sekitar Rp7,4 miliar. Pengeluaran terbesar kedua untuk alat peraga kampanye sebanyak 36%.
Meski pemasukan dan pengeluaran masih seimbang, Sandiaga ingin menekan pengeluaran dana kampanye. Misalnya, pemangkasan biaya panggung untuk kampanye. Pihaknya lalu memakai bangku plastik sebagai penggantinya.
Dengan perampingan dana kampanye di bagian tatap muka ini, Sandiaga menyebut pendanaan dapat lebih difokuskan kepada bagian sosialisasi materi kampanye yang lebih substantif. "Tujuannya agar visi dan misi kita sampai ke masyarakat."
Di kesempatan terpisah, pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat mengapresiasi antusiasme warga yang mendukung.
Pasalnya, bukan hanya dukungan morel, materiel pun mengalir sehingga menimbulkan optimisme Basuki-Djarot mampu memenangi Pilkada 2017 dan menjalankan amanah warga Jakarta.
Sesuai data yang diperoleh dari laman www.ahokdjarot.id, hingga 6 Desember 2016, dana sumbangan warga mencapai Rp18 miliar. Warga yang ikut berpartisipasi lebih dari 4.000 jiwa.
"Kalau Anda betul-betul menunjukkan karakter yang teruji, jujur, kerja tidak terima suap, tidak berpihak, rakyat akan mendukung Anda. Keluar uang pun mereka rela," ujar Basuki, di Jakarta, kemarin.
Dana yang digalang dari masyarakat tersebut, menurut Basuki, dipakai untuk operasional posko dan koordinasi, kegiatan kampanye tatap muka,serta melalui spanduk, poster, dan materi promosi lainnya yang disebarkan di berbagai wilayah DKI Jakarta.
Walau pendapatan terpampang di laman daring resmi kampanye Basuki-Djarot, belum tampak laporan pengeluaran.
DPT belum akurat
Tadi malam, rapat pleno terbuka rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) tingkat Provinsi DKI Jakarta menetapkan berjumlah pemilih sebanyak 7.112.023 juta jiwa dengan. Total tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 13.023.
Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno mengakui DPT Pilkada DKI Jakarta belum akurat 100%. Namun, ia meyakinkan kepada masyarakat dan tiga pasangan calon DPT tersebut tetap berkualitas.
Saat ini sebanyak 504.610 jiwa tidak masuk DPT karena belum merekam KTP-E. "Kita meminta segera merekam KTP-E supaya masuk DPT," imbuh Komisioner KPUD DKI Jakarta, Sidik Sabri.