Australia Minta Maaf

AUSTRALIA meminta maaf kepada Indonesia terkait dengan adanya kasus pelecehan Pancasila yang dilakukan salah satu anggota Australian Defence Force (ADF). Permintaan maaf itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Marise Payne lewat surat resmi kepada Menhan Ryamizard Ryacudu, kemarin pagi.

Selain mengirimkan surat, Payne juga berjanji mengusut tuntas insiden tersebut dan sudah memberikan sanksi tegas kepada personel militernya yang diduga melecehkan dasar negara Indonesia itu. “Kita menghormati sikap Australia tersebut. Suratnya akan saya laporkan (ke Presiden),” tambah Ryamizard.

Ia mengatakan insiden itu tidak mencerminkan kebijakan militer Australia. Karena itu, ia berharap hubungan pemerintah Indonesia dengan Australia tidak memburuk hanya karena kejadian tersebut. “Komandan sekolahnya juga diskors. Ini tindakan keras,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan TNI belum bisa memastikan kapan penghentian sementara kerja sama bidang militer dengan ADF berakhir. “TNI masih menunggu hasil investigasi, penyelesaian, dan klarifikasi dari ADF. Terlalu menyakitkan,” ujar Gatot seusai memberi ceramah pada Rakernas Pembangunan Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta.

Presiden Joko Widodo menginstruksikan Panglima TNI dan Menhan Ryamizard untuk menyelesaikan persoalan itu. Meski demikian, Jokowi menekankan bahwa hubungan Indonesia-Australia tetap terjalin baik.

Di Kantor Presiden, Wiranto meluruskan pemberitaan bahwa yang dihentikan sementara ialah kerja sama pelatihan bahasa, bukan pertahanan secara keseluruhan.

Di sisi lain, Australia membantah tuduhan perekrutan tentara terbaik Indonesia untuk menjadi agen potensial, terutama setelah kedua negara memutuskan hubungan militer. “Tidak, itu tidak terjadi,” ujar Payne.

Penghinaan pada simbol negara tak bisa dibiarkan. Namun, hubungan pertahanan dengan Australia dinilai strategis. Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon berharap kerja sama militer kedua negara tetap berjalan baik.