Anggota Pasukan Misi Perdamaian RI di Sudan Diduga Selundupkan Senjata

sumber berita , 24-01-2017

Aparat keamanan Indonesia yang berdinas di Misi Perdamaian di Darfur alias UNAMID diduga menyelundupkan senjata dan amunisi.

Sedikitnya 29 senapan Kalashnikov (AK), 4 senapan, 6 senapan GM3, dan 61 pistol berbagai jenis diseludupkan aparat keamanan tersebut.

Aksi penyelundupan gagal setelah pihak keamanan menangkap pelaku di Bandara Al Fashir, Sudan. 

Sudan Media Center menyebut, kasus tersebut ditangani UNAMID. Mereka pun menggelar investigasi untuk membongkar penyelundupan tersebut.

Pasukan misi penjaga perdamaian diberangkatkan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dengan total 140 personel dan tergabung pada 19 Januari 2017 ke Sudan dalam Kontingen Garuda Bhayangkara II.

Mereka menjadi regu pengganti anggota Polri dan TNI yang telah lebih dahulu ikut dalam misi UNAMID. Pengiriman kontingen penjaga misi perdamaian dari Indonesia ke Sudan sudah dilakukan sejak 2008.

Wakil Presiden Jusuf Kalla masih mencari tahu kabar tersebut. Apalagi, aksi penyelundupan senjata dilakukan aparat keamanan asal Indonesia.

"Masak kita ambil senjata dari Sudan. Di Indonesia juga banyak senjata. Tapi nantilah, saya tidak tahu persisnya. Kita lihat saja nanti," ujarnya.

Mabes Polri belum mengetahui pasti informasi adanya pasukan perdamaian RI (TNI/Polri) yang ditangkap di Sudan atas tuduhan menyelundupkan senjata ilegal. Kepala Biro penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto mengatakan pihaknya akan mengecek validitas informasi tersebut.

"Kami sedang dalami, kita sedang telaah informasinya karena di luar negeri. Itu kan beredar dari medsos atau informasi dari media di sana," ujar Rikwanto.

Rikwanto enggan memberikan pernyataan lebih lanjut. Dia berkilahbelum mendapatkan informasi yang valid. "Ya jangan kalau-kalau. Kami dalami dulu," ucapnya.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai sanksi berat dapat diberikan kepada oknum pasukan perdamaian Indonesia jika terbukti melakukan penyelundupan senjata.

"Kalau memang benar terjadi seperti itu, saya kira harus dikenakan sanksi yang berat ya karena ini terkait juga nama baik Indonesia dan tentu mengganggu reputasi kita , di pasukan perdamaian internasional," kata Fadli.

Fadli menyebut, pemerintah sepatutnya meningkatkan pengawasan pasukan perdamaian yang ditempatkan di luar negeri.

"Karena bagaimanapun mereka membawa nama baik indonesia," kata Politikus Gerindra itu.

Fadli yakin tindakan tersebut hanya dilakukan oknum dan tidak terkait dengan institusional.

Sebab, resiko yang dihadapi cukup besar sehingga ada oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi sehingga melakukan kejahatan penyelundupan.

"Itu tadi mungkin perlu diteliti, kita perlu pro aktif karena menyangkut nama baik apakah ini oknum. Keyakinan saya oknum ini," kata Fadli Zon. 

Diposting 24-01-2017.

Dia dalam berita ini...

Fadli Zon

Anggota DPR-RI 2014
Jawa Barat V