Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko percaya pendekatan neurosains bisa mendorong lahirnya inovasi dalam upaya untuk mewujudkan Revolusi Mental dan Nawacita.
Ia mengingatkan inti dari visi pembangunan Jokowi adalah revolusi mental.
Artinya pembangunan karakter menjadi pondasi untuk meraih cita-cita Bangsa Indonesia yang terangkum dalam Nawacita.
"Nah pendekatan neurosains bisa dimanfaatkan untuk memetakan cara kerja pikiran masyarakat kita lalu mengoptimalkannya ke arah yang lebih positif,” kata Budiman Sudjatmiko dalam keterangan tertulis, Senin (24/4/2017).
Budiman mengaku siap mengimplementasikan gagasan tersebut dengan memulainya dari desa.
Hal itulah menjadi alasan Budiman mempertemukan warga Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dengan pakar neurosains nasional dalam acara bertajuk “Techno Village: Revolusi Teknologi dan Intelegensia dari Desa Untuk Indonesia.”
Lebih jauh Budiman berharap program pembangunan intelegensia warga desa berbasis neurosains yang dipadukan dengan kekuatan teknologi informasi dapat mendorong suksesnya pengelolaan BUMDes melalui optimalisasi Dana Desa agar tepat guna dan tepat sasaran.
"Dengan pemanfaatan teknologi informasi dan penguatan intelegensia warga, pengelolaan potensi SDA dan SDM desa diharapkan dapat lebih efektif," katanya.
Dengan begitu diharapkan akan berdampak pada meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kunjungan ini, Anggota Komisi II itu didampingi sejumlah akademisi dan perwakilan korporasi.
Di antara para akademisi, ikut hadir pakar neurosains, dr Fikri Suadu.
“Bagus sekali kalau ada wakil rakyat yang memiliki gagasan seperti ini. Dengan memahami neurosains pada intinya kita bisa menciptakan ekosistem yang optimal untuk berkembangnya daya pikir masyarakat,” ujar Fikri.
Sebagai awalan, program pengembangan intelengensia warga desa yang digagas Budiman akan terwujud dalam bentuk sebuah taman yang diberi nama “Taman Mini Revolusi Mental”.
Ia menyebutkan Taman Mini Revolusi Mental akan dikembangkan menggunakan dua metode.
Pertama, rancangan desain arsitektur taman akan dibuat sehingga dapat mempengaruhi saraf sehingga dapat mengubah perilaku warga desa dari yang paling dasar.
Desain arsitektrur taman akan dirancang untuk memperkuat pertumbuhan sel saraf warga desa terutama anak anak di desa yang sedang dalam mass perkembangan.
Kedua, Budiman akan melakukan Brain Mapping.
Ada semacam instrumen atau alat ukur untuk menentukan bagian otak mana yang aktif dari seluruh warga desa.
Setelah itu, bisa dirancang program pengembangan bakat dan kemampuan yang lebih efektif untuk menjadikan warga semakin produktif.
“Melalui Taman Mini Revolusi Mental ini kita ingin agar program Revolusi Mental pemerintah tidak sekadar slogan. Semoga Presiden Jokowi bangga Karena Desa Langgongsari ini menjadi yang pertama mengaplikasikan gagasan revolusioner ini,” kata Budiman.