Pantas, Anggota DPD Ini Temukan Gudang PT Garam Kosong Melompong

Pantas garam langka. Sebab sejak tahun lalu 14 bangunan gudang untuk garam berkapasitas 80 ribu ton kosong. Inilah yang ditemui Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Jawa Timur, Ahmad Mawardi saat melakukan kunjungan mendadak ke gudang PT Garam di Sampang, Madura, Selasa (2/8/2017).

"Gudang sebesar itu terlihat kosong tanpa garam. Bahkan kondisi itu sudah terjadi sejak setahun terakhir," ujar Ahmad Nawardi di gudang penyimpanan garam milik  PT. Garam di Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura.

Dia mengungkapkan, pada lahan molik PT Garam tahun 2016 lalu produksi garam menurun drastis karena anomali cuaca. Dari proyeksi produksi 80 ribu ton pada 2016, namun hanya terealisasi 1.100 ton. Sedang 2017, dari proyeksi produksi sebesar 30 ribu ton dari Mei hingga kini, hanya terealisasi 150 ton saja.

"Ini sebenarnya kelangkaan garam terjadi karena hal-hala seperti itu, padahal pemerintah pusat pada tahun 2017 ini telah memberikan anggaran modal kepada PT. Garam sekitar Rp 70 miliar, tapi kami melihat hasil produksi garam di Madura sangat kecil sekali, ini berarti anggaran modal itu banyak Silpanya," terangnya.

Dia juga mengatakan produksi garam dipengaruhi pula oleh geomembran. Seperti yang terlihat di lapangan ternyata kalau PT. Garam geomembran yang digunakan dengan ketebalan 0,5 milimeter yang bisa bertahan selama 10 tahun, tapi milik petani lebih tipis hanya 0,2 milimeter itu hanya bisa bertahan setahunan.

Tak hanya itu, Nawardi juga meminta pemerintah pusat untuk membatasi kuota impor garam dari negara lain seperti Australia dan India. Alasan itu karena diyakini pada pertengahan bulan Agustus hingga September 2017 ini garam mulai memasuki masa panen.

"Jadi kuota impor pertengahan Agustus ini harus dibatasi, apalagi cuaca saat ini sudah bagus, kalau tidak dibatasi dikhawatirkan harga garam ditingkat petani bisa rendah dan kasihan mereka," tuturnya.

Menurut Nawardi, dengan adanya kelangkaan garam saat ini berdampak pada kenaikan harga justru menguntungkan bagi para petani garam. Pasalnya, selama ini harga garam tidak pernah naik seperti saat ini.

"Petani garam malah ingin harganya bisa tetap sama seperti ini sampai nanti musim panen," terangnya.

Nawardi menambahkan, nantinya pemerintah harus membuat kebijakan tentang harga eceran tertinggi dan harga eceran terendah. Karena selama ini petani menjual garam dengan harga di bawah harga eceran terendah serta belum adanya tindakan tegas dari pemerintah bagi perusahaan yang membeli garam rakyat di bawah harga eceran terendah.

Kepala Pegaraman PT Garam (Persero) Sampang Rofi IH, membenarkan kekosongan garam produksi yang berada di 14 gudang penyimpanan dengan kapasitas 5.000 ton garam per gudang. Biasanya, produksi garam di Sampang bisa mencapai 6.000 - 10.000 ton per tahun dengan lahan yang dimiliki 1.100 hektar. Sedangkan, penyerapan garam dari petani sebesar 3.300 ton di tahun 2016.

"Sementara saat ini masih kosong karena sudah dua tahunan tidak berproduksi, sehingga alat-alatnya juga tidak digunakan," tandasnya.

Diposting 03-08-2017.

Dia dalam berita ini...

Ahmad Nawardi

Anggota DPD-RI 2014
Jawa Timur