Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku prihatin dengan melunturnya budaya baca.
Dia juga menyoroti perkembangan perbukuan di Indonesia. Dia menyebut saat ini semakin sulit mendapatkan buku-buku bagus di toko buku.
Ironisnya, mal-mal yang notabene menjadi pusat kumpul masyarakat justru mengurangi jumlah buku yang dijual.
"Saya kaget saat mengunjungi sebuah mal ternama di Jakarta, toko buku yang tadinya dua lantai tinggal satu lantai. Kalau buku mulai dijauhkan dari masyarakat, bagaimana bisa mencintai buku," kata Fahri dalam diskusi literasi di Perpustakaan MPR RI, Selasa (15/8).
Untuk meningkatkan budaya literasi, lanjutnya, harus dimulai sejak dini. Anak-anak mesti diberikan buku menarik berkualitas. Jangan malah diberikan gadget atau alat elektronik yang membuat anak malas membaca.
"Budaya membaca harus digalakkan karena saat ini sudah tergerus tradisi chatting dan menonton. Saya prihatin melihat kondisi bangsa ini yang tradisi curhat dan menghayalnya lebih kuat. Nah, budaya negatif ini harus diperangi," tegasnya.
Menurut Fahri, DPR RI sudah membuatkan UU Perbukuan. Dengan undang-undang tersebut diharapkan akan meningkatkan budaya literasi dan melindungi masyarakat dari peredaran buku bacaan tidak berkualitas.