Saksi kasus pemberian keterangan tidak benar pada persidangan kasus proyek KTP-el, Elza Syarief, merasa mendapat ancaman dari anggota DPR Fraksi Partai Nasdem Akbar Faizal. Ancaman ini disampaikan oleh Akbar secara langsung ataupun tidak langsung.
Elza menuturkan, ancaman ada yang disampaikan Akbar melalui pesan elektronik Whatsapp. Dalam pesan itu, kata dia, Akbar menyampaikan bahwa jika Elza tidak mencabut keterangan pada persidangan, berarti mengajak perang dengan Akbar sendiri dan juga seluruh anggota DPR.
"Kalau kamu tidak mencabut keterangan di sidang berarti kamu perang dengan saya dan seluruh anggota DPR, sampai neraka kita berperang," tutur Elza meniru perkataan Akbar kepada dirinya, di Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Ancaman tersebut selain melalui pesan elektronik juga lewat sambungan telepon ke Farhat Abbas, rekan seprofesi Elza sebagai advokat. Percakapan keduanya, antara Akbar dan Farhat, didengar Elza sendiri. Rekaman percakapannya, pun masih tersimpan.
Menurut Elza, tingkah laku Akbar terhadap dirinya seperti orang panik dan merasa terganggu dengan keterangan yang disampaikan Elza di persidangan. Ia pun tidak mengetahui apakah ucapan Akbar kepada dirinya mewakili pribadi atau pihak lain. "Saya enggak tahu apakah itu pribadinya, sampai bawa-bawa anggota DPR, atau moncongnya dia ditunggangi tim yang terlibat dalam kasus KTP-el," ujar dia.
Elza mengatakan, kata "neraka" dalam perkataan Akbar itu keterlaluan. Sebab, menurut dia, pertemuan perang di neraka memiliki arti bahwa salah satunya harus ada yang meninggal dunia terlebih dahulu.
"Berarti dia mengancam kejiwaan saya, enggak ada manusia hidup yang bisa ketemu berantem di neraka kecuali sudah mati. Jadi dia ancam kejiwaan saya dan dia sudah keterlaluan," jelas dia.
