Penataan PKL Tanah Abang ala Anies-Sandi menuai kontroversi.
Pemakaian jalan dan pedestrian yang membuat kebijakan penataan ala Anies-Sandi jadi kisruh.
Satu-satunya jalan terbaik menyelesaikan kontroversi itu adalah memindahkan PKL yang kini berjejer di Jalan Jatibaru Raya ke lokasi relokasi.
Hal itu mengingat revitalisasi gedung Pasar Tanahabang Blok G yang kini menjadi isu utama di Tanahabang usai penataan ala Anies-Sandi berbuah keributan.
Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arif Nasrudin menyampaikan, proses revitalisasi gedung Blok G Tanah Abang memang harus dipercepat.
Sesuai konsep gedung pasar akan dilengkapi dengan jembatan penghubung antara gedung Blok G dengan gedung lain terdekat.
“Harus cepat, sebab pedagang butuh tempat berjualan,” ungkap Arif, Selasa (2/1/2018).
Arif menyampaikan, rencana revitalisasi gedung Blok G memang sudah jadi target PD Pasar Jaya pada 2015-2016 mendatang. Namun gagal dilaksanakan.
Padahal pedagang di Blok G sudah lama menantikan revitalisasi pasar tersebut.
Tapi pasar semi grosir ini membutuhkan tidak hanya sekedar lahan parkir yang luas, tapi juga akses memadai.
“Kalau sekarang parkiran hanya muat motor saja. Kapasitasnya mampu menampung 2.200 motor namun, itu sudah habis untuk parkiran pedagang, sehingga pembeli tidak terakomodir,” kata Arif.
Tapi revitalisasi blok G terkendala lahan untuk merelokasi pedagang.
Arif mengataka sudah berulang kali mencari lahan untuk menampung para pedagang.
Awalnya pihaknya hendak meminjam lahan milik PT KAI seluas 3.000 meter persegi.
Namun permohonan ditolak dengan alasan sudah dipinjam oleh pihak lain.
“Sekarang akhirnya kami putuskan berkomunikasi dengan salah satu anggota DPRD Provinsi Jakarta, Abraham Lunggana, untuk meminjam lahan milik komunitas di sini, agar pedagang bisa tetap berjualan sementara gedung Blok G direvitalisasi,” ucap Arif.
Bila gedung tersebut sudah jadi, maka para PKL yang kini diberikan ruang di atas pedestrian akan dikembalikan ke dalam gedung.
Sesuai rencana gedung tersebut akan mampu menampung sekitar 2.600 pedagang.
Adapun 2.200 di antaranya merupakan pedagang lama dan 400 lainnya merupakan pedagang baru yang sedang dalam tahap pendataan.