RMOL. Sejumlah kalangan mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk maju sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2019.RMOL. Sejumlah kalangan mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk maju sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2019.
Langkah itu dinilai Lembaga Survei Indonesia (LSI) mendongkrak elektabilitas PKB sebagaimana hasil penelitian tewrbarunya yang dirilis Rabu kemarin (24/1).
Peneliti LSI Rully Akbar mengatakan, PKB menggadang ketua umumnya yang akrab disapa Cak Imin untuk maju dalam pemilu nanti justru meningkatkan elektabilitas partai.
Menurutnya, PKB bersaing ketat dengan Partai Demokrat yang tengah gencarnya menggadang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju di Pemilu 2019. Dalam persaingan antar keduanya, PKB lebih diuntungkan dengan isu Islam yang sedang hangat di masyarakat.
"Di mana, sejak Pilkada Jakarta kemarin, isu mengenai Islam sangat seksi sekali. Dan ini bisa diambil keuntungan oleh PKB yang basis pemilih tradisional pemilih muslim, terutama Nahdlatul Ulama," jelas Rully kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/1).
Dia mengatakan, dua figur tersebut dapat menaikkan elektabilitas partai jika sama-sama bersaing sebagai calon wakil presiden. Sebab, sebagai partai papan tengah, Demokrat maupun PKB dinilai dapat menjadi salah satu penentu dan penopang dari tiga partai papan atas yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra dalam mencalonkan presiden pada 2019 nanti.
"Dua figur ini yang Cak Imin kemarin sempat santer dengan cawapres zaman now dan AHY juga begitu tagline-nya, dan mereka bersaing. Memang ini bisa dibilang PKB dan Demokrat bisa menjadi partai penentu salah satu penopang partai tiga besar untuk mencalonkan presiden nanti," demikian Rully.
Penelitian LSI sendiri digelar pada 7-14 Januari 2018 terhadap 1.200 responden berdasarkan metode acak berjenjang. Survei dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka terhadap responden secara serentak di 34 provinsi dengan tingkat kesalahan sebesar 2,9 persen.