Anggota Komisi VIII DPR RI Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya mengapresiasi kesiapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara dalam mempersiapkan Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2018. Peringatan yang akan dilaksanakan 26 April 2018 itu diharapkan dapat menarik 16 ribu peserta datang ke Sulut.
“Persiapan HKBN ini perlu mendapat perhatian serius karena waktu yang tersisa sudah tinggal beberapa hari lagi,” kata politisi F-PDI Perjuangan itu saat mengikuti Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI bertemu dengan BPBD Sulut, di Manado, Sulut, Senin (19/3/2018). Kunker ini dipimpin oleh Anggota Komisi VIII DPR RI John Kenedy Azis.
Hasbi juga mendorong peringatan ini dapat menambah kesadaran masyarakat untuk lebih mengetahui langkah-langkah yang mesti dilakukan dalam resiko terjadinya bencana alam di daerahnya.
Dalam pertemuan itu, juga dibahas mengenai aplikasi sistem informasi bencana alam yang telah diluncurkan BNPB, yakni InaRISK, InaWARE, InaSAFE, dan InaMHEWS yang bisa diakses melalui telepon genggam (handphone) berbasis sistem operasi Android yang akan memberikan informasi kondisi resiko bencana kepada masyarakat langsung.
“Aplikasi ini kita sudah kita coba, sepertinya ini juga perlu ada penyesuaian-penyesuaian karena baru bisa di akses oleh HP Android, dan belum bisa dari HP berbasis iOs (Apple), tapi ini bisa kita mengerti dan evaluasi,” imbuh John.
Namun yang menjadi penekanan politisi Partai Golkar itu adalah terkait sosialisasi kepada masyarakat, sehingga dapat diterima oleh masyarakat dan dioptimalkan.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VIII DPR RI Desy Ratnasari menilai aplikasi InaRisk ini masih agak sedikit rumit untuk digunakan, karena belum adanya akses yang realtime dan gampang digunakan dan dibaca oleh masyarakat.
“Dengan aplikasi ini, masyarakat harusnya bisa merasa dimudahkan dalam melihat resiko bencana suatu daerah dan bagian-bagian mana saja yang memungkinkan adanya bantuan,” kata politisi Partai Amanat Nasional itu.
Berkaitan dengan HKBN 2018, Desy menilai BNPB dan BPBD Sulut lebih mempersiapkan HBKN sebagai momentum dari gerakan Indonesia siap siaga bencana, karena Indonesia merupakan daerah rawan bencana atau berada di ring of fire
Diketahui, inaRISK merupakan suatu aplikasi portal berbasis internet untuk mengidentifikasi risiko bencana di Indonesia. Aplikasi InaWARE merupakan aplikasi pemantauan sebagai alat bantu dan fungsi pendukung dalam pengambilan keputusan. Sementara InaSAFE merupakan software gratis, skenario dampak dan kesiapsiagaan dan resiko yang lebih baik. Sedangkan InaMHEWS adalah sistem informasi kombinasi prediksi cuaca.