DPR: Jangan Anggap Sepele Tumpahan Minyak Mentah

sumber berita , 10-04-2018

RMOL. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) seharusnya bertindak cepat dalam menangani tumpahan minyak sejumlah tempat.

Termasuk dampak lingkungan yang mungkin terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang mesti dicermati serius oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Tercatat, setelah pekan lalu tumpahan minyak terjadi di sekitar Teluk Balikpapan, kini ditemukan hal serupa di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. 

"Kami melihat penanganan tumpahan minyak dilakukan dengan manual dan cenderung lambat," ujar anggota Komisi VII DPR, Rofi Munawar dalam keterangan pers, hari ini (Selasa, 10/4). 

Rofi menambahkan, dalam menangani tumpahan minyak di lepas pantai sudah sepantasnya ada Standard Operational Procedure (SOP) yang harus ditempuh.

Dari mulai penanganan tumpahan hingga rehabilitasi kawasan tercemar. 

Seluruh proses tersebut akan sangat bergantung terhadap kemampuan dan kedispilinan. 

Ia melihat proses penanganan tumpahan minyak yang dilakukan di Balikpapan dengan manual dan melibatkan masyarakat awam. Padahal sangat mungkin jika tidak hati-hati, bisa berdampak buruk. 

Karenanya ia juga meminta Kementerian LHK untuk memberikan sanksi tegas kepada para pelaku yang telah terbukti melakukan pencemaran sesuai UU 32/009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Terlebih tumpahan minyak termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). 

"Kami khawatir jika tanpa penanganan yang komprehensif dan tuntas, dampaknya pada laut bisa sampai berbulan-bulan dan sangat berbahaya bagi kelangsungan ekosistem yang ada," tegas Rofi. 

Lebih khusus legislator asal Jawa Timur ini meminta Kementerian ESDM segera melakukan inventarisir dan memetakan dengan jelas potensi kejadian yang sama terulang kembali. Selain itu, perlu usaha yang lebih serius dalam melakukan peningkatan sistem deteksi dini (early warning system) yang real time dan akurat. 

"Deteksi dan mitigasi dini terhadap tumpahan minyak sudah harus diketahui dalam tempo 1x24 jam," pungkas Rofi.

Minggu (8/4) lalu ditemukan tumpahan minyak mentah di sekitar pulau Pari sepanjang 10 meter. Ternyata itu bukan yang pertama, karena pada bulan November 2017 dan Februari 2018 lalu pernah terjadi peristiwa serupa di pulau yang sama.

 Dalam situasi yang hampir sama, tumpahan minyak mentah yang diikuti dengan kebakaran terjadi pada Sabtu (31/3) di Teluk Balikpapan. Menurut investigasi sementara, insiden telah mengakibatkan lima orang tewas. Sebabnya pipa yang menghubungkan Terminal Crude Lawe-lawe dengan Kilang Balikpapan itu diketahui patah.

Diposting 10-04-2018.

Dia dalam berita ini...

Rofi' Munawar

Anggota DPR-RI 2014
Jawa Timur VII