Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron menyatakan, penurunan kebutuhan energi di Batam disebabkan banyaknya pabrik atau industri yang sudah tutup.
Hal itu dikatakan Herman saat menjadi Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Kepulauan Riau, yang menyebut industri yang tutup yaitu docking atau perkapalan.
"Sebanyak 120.000 tenaga kerja sudah keluar dari Batam, sehingga sangat situasional dan harus dihitung ulang secara cermat bagaimana juga terhadap kebutuhan energi yang mempengaruhi terhadap nilai pendapatan korporasi," kata Herman saat dihubungi di Jakarta, Minggu (6/5/2018).
Politisi Demokrat ini mengungkapkan, PLN di Batam yang dulu tumbuh antara 7 sampai 8 persen, sekarang pertumbuhannya hanya 1,7 persen. Untuk gas di PGN pun menurun. Biasanya pertumbuhan mencapai 3 sampai 4 persen saat ini turun sekitaran 1 sampai 2 persen.
"Saya kira penurunan permintaan itu bukan karena persoalan turun permintaan atau konsumennya. Tetapi menurut saya ini dipengaruhi oleh pertumbuhan di PLN yang minus, dan pertumbuhan di PGN yang juga menurun. Saya kira ini juga sejalan dengan turunnya pertumbuhan di Pertamina," jelasnya.
"Ini akan anomali dengan daerah lainnya yang betul-betul kekurangan. Tetapi di daerah ini permintaannya turun, malah kita berlebih pemenuhan terhadap energi di daerah-daerah terluar, terdepan, dan terpencil," pungkasnya.