Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyesalkan perubahan nama Istora Senayan menjadi Blibli Arena. Menurutnya, pergantian nama itu tidak menghargai aspek sejarah dari bangunan yang digagas presiden pertama Indonesia, Sukarno. Ia meminta penggantian nama itu dikaji kembali.
"Ini kan ada unsur sejarah negara pada bangunan itu. Istora Senayan atau Gelora Bung Karno itu gagasan Bung Karno, sehingga sampai kapan pun harus tetap menjadi bagian sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam kaitan menjaga sejarah itu, tentu diharapkan tak ada perubahan nama bangunan itu," kata Taufik di Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Taufik menilai, jika alasan perubahan nama itu adalah adanya pengambilalihan perawatan, tidak tepat jika sampai harus mengubah nama bangunan tersebut. Pasalnya, secara kepemilikan, bangunan itu masih milik negara, dan asetnya pun dimiliki oleh negara.
Waketum PAN itu menambahkan, Istora Senayan tak bisa dibandingkan dengan perubahan nama di beberapa venue olahraga dunia, seperti Westfalenstadion milik Borussia Dortmund di Jerman yang berganti nama menjadi Signal Iduna Park atau Stadion City of Manchester di Inggris yang berganti nama menjadi Stadion Etihad setelah masuknya sponsor.
"Kalau venue-venue olahraga di luar itu karena memang sebenarnya dimiliki swasta. Ketika ada perusahaan yang mampu menjadi sponsor, bisa saja mengalami perubahan nama. Tapi kalau Istora, saya rasa sebaiknya tidak diubah. Selain karena milik negara, karena ada unsur sejarahnya," tandas Taufik.
Pihak Pusat Pengelola Kawasan Gelora Bung Karno sebelumnya mencoba membuat terobosan sebagai solusi atas persoalan perawatan sejumlah arena olahraga di kompleks itu. Salah satunya dengan menggandeng sponsor dari pihak swasta. Sponsor tersebutlah yang nantinya akan membiayai renovasi hingga perawatan fasilitas tersebut.
Perusahaan Blibli bersedia menjadi sponsor dengan membantu pembiayaan, termasuk perawatan. Kemudian timbul polemik karena perusahaan itu ingin mengubah nama Istora Senayan menjadi Blibli Arena. Perubahan nama itu dianggap mengabaikan peninggalan dan warisan sejarah Indonesia yang dibangun pada masa kepemimpinan Sukarno.