DPRD DKI Jakarta berniat membentuk Panitia Khusus mega royek Light Rail Transit (Pansus LRT) dalam waktu dekat.
Pasalnya, anggaran proyek LRT fase pertama koridor Kelapa Gading- Velodrome Rawamangun itu dinilai kemahalan. Kini, rencana tersebut sudah dibahas di DPRD.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, pembentukan Pansus untuk menyelidiki mega proyek LRT.
Menurut Taufik, melalui Pansus pihaknya akan mengevaluasi pengerjaan proyek yang menghabiskan anggaran fantastis hingga mencapai Rp 6,8 triliun itu.
Padahal, jaraknya yang hanya 5,2 kilometer (KM). Artinya setiap kilometer LRT menyedot dana Rp 1,307 triliun. Sementara di kota lain hanya sekitar Rp600 juta setiap kilometer.
“Kami di DPRD sepakat membentuk Pansus, karena kami melihat proyek LRT Jakarta ini pemborosan yang sangat luar biasa besar, karena biayanya sangat mahal. Disisi lain, kegunaannya mubazir, karena tidak terlalu dibutuhkan oleh masyarakat, dan ujungnya rakyat juga yang akan dibebani,” ujar Taufik kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (23/6/2018).
Ketua DPD Gerindra DKI ini juga menilai biaya LRT fase pertama yang menelan Rp 6,8 triliun sangatlah tidak masuk akal.
Terlebih, dalam pembangunannya tidak memerlukan pembebasan lahan karena dilaksanakan di atas lahan milik Pemprov DKI.
Selain itu, lanjut Taufik, secara fungsi juga tidak efektif, karena masyarakat yang ingin berpergian dari Kelapa Gading ke Velodrome Rawamangun, hanya butuh waktu kurang dari 15 menit menggunakan sepeda motor atau kendaraan lain yang biayanya murah.
Sedangkan, jika menggunakan LRT diperkirakan biayanya akan jauh lebih besar.
“Jadi, proyek LRT ini justru akan merugikan masyarakat. Orang yang membuatnya mungkin hanya ingin gaya-gayaan agar dilihat oleh orang asing saja, padahal tidak berguna bagi masyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan, Pansus juga akan mengkaji lebih dulu biaya untuk proyek LRT fase 2 rute Velodrome-Tanah Abang.
Menurutnya, proyek LRT fase pertama saja sudah bermasalah dan biayanya terlalu mahal, apalagi fase kedua yang jaraknya lebih jauh.
“Makanya, kami akan secepatnya membentuk pansus LRT ini agar penyimpangan dapat segera dihentikan,” tandasnya.
Pansus LRT Taufik menambahkan, perlu dibentuk sekaligus untuk memfasilitasi diskusi antara Pemprov dan DPRD. Pansus nantinya berperan juga untuk memberi panduan dan pertimbangan kepada Pemprov dalam proyek LRT.
"Jadi saya kira pansus itu jangan dianggap kemudian momok. Itu bisa saja untuk memberikan panduan kepada Pemda bahwa pada pembangunan fase kedua mesti begini, mesti begini," pungkasnya.
Diketaui, mega proyek LRT Jakarta saat ini tercatat membutuhkan dana total Rp7,3 trilun untuk rute sepanjang 116 kilometer. Proyek ini dilaksanakan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Pembangunan LRT Jakarta tahap satu sudah dijalankan sejak 2016. Pengerjaan rute Kelapa Gading-Velodrome dengan jarak 5,8 kilometer telah mencapai 70 persen.
Rencananya, pembangunam LRT tahap satu akan rampung sebelum gelaran Asian Games 2018. Pada Mei 2018 rencananya akan dilakukan uji coba selama tiga bulan sebelum beroperasi penuh.
Sementara untuk tahap dua, akan dibangun rute Velodrome-Tanah Abang. Kini Jakpro masih mencari rekanan untuk pengerjaan tahap dua itu.