Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang (OSO) menghargai saran sejumlah pihak agar dirinya bertemu pimpinan Mahkamah Konstitusi (MK).
Hanya, OSO mengaku tidak ingin berinisiatif duluan untuk menggelar pertemuan.
"Kalau bertemu (pimpinan) MK ya boleh saja, itu juga tidak ada masalah. Tapi, inisiatif itu dari siapa? Menurut saya, harus inisiatif dari dia (MK) dong karena dia yang bikin salah bukan saya," kata OSO kepada wartawan di gedung parlemen, Jakarta, Rabu (1/8).
Ia sudah menyerahkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD Ma’ruf Cahyono untuk menjawab somasi yang dipicu kritiknya terhadap putusan MK soal larangan pengurus partai politik menjadi calon anggota DPD.
"Jadi kan sudah dijawab, kan saya sudah kena somasi dan di dalam somasinya itu menyuruh saya minta maaf. Ya saya sih mau saja minta maaf, karena cuma minta maaf apa sih susahnya?" kata dia.
Senator asal Kalimantan Barat (Kalbar) itu belum memutuskan apakah akan mundur dari pencalonan sebagai anggota DPD periode 2019-2024 atau tidak sebagai buntut dari putusan MK ini.
"Wah belum tahu karena undang-undang itu belum teruji dengan benar," tegasnya.
Namun, dia justru mempertanyakan mana yang lebih berat apakah kritiknya atau pelecehan terhadap UU.
"Itu saja kalau saya. Kalau pelecehan undang-undang itu, waduh, berat. Apalagi, penyimpangan dari peraturan UU," cetus OSO.