Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Publik Perlu Awasi Pembiayaan Politik

sumber berita , 04-10-2018

Besarnya anggaran pembiayaan politik jelang pemilu presiden dan pileg, jadi catatan tersendiri agar bisa diawasi secara maksimal oleh masyarakat.

Mengingat besaran biaya politik saat ini, tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Terutama yang menyangkut sumber dana yang diperoleh oleh kandidat calon saat pemilu, entah itu sumbangan dari pengusaha atau perusahaan. Semua harus bisa diaudit agar tidak memicu potensi korupsi di masa mendatang.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menuturkan bahwa masih ada waktu untuk ciptakan pemilu kredibel. Ini menjadi tugas besar bagi KPU dan Bawaslu.

"Kita punya waktu untuk wujudkan pemilu kredibel. Sekarang menuju pilpres dan pileg ada tujuh bulan,” tutur Fahri saat menjadi narasumber dalam diskusi Dialektika Demokrasi yang bertajuk 'Keuangan Politik dalam Pemilu, Bagaimana Menghindari Dana Haram?' pada Kamis (04/10/2019) di Media Center DPR, Senayan, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Fahri menegaskan bahwa keuangan dan pembiayaan politik itu harus bersih dan jelas dari awal. Hal ini penting agar nantinya pemimpin yang terpilih tidak lakukan politik utang budi terhadap para pihak yang memberikan sumbangan.

Turut hadir dalam diskusi ini yakni Wakil Ketua Komisi II Herman Khaeron yang menuturkan bahwa persoalan ini perlu menjadi perhatian bersama dan diperlukan strategi baru terkait kebutuhan anggaran di lapangan.

Karena ia menyoroti bahwa ajang pemilu serentak menimbulkan pragmatisme di masyarakat.

“Harus ada strategi baru terkait kebutuhan anggaran di lapangan. Ini jadi efek negatif. Pilkada serentak marak dengan permainan pragmatisme yang tak bisa dihindarkan, baik pilpres dan pileg. Jadi butuh energi cukup untuk bertarung. Suasananya beda. Kalau datang ke kampung, yang dibicarakan capres cawapres. Ini butuh energi tambahan,” ungkap Herman.

Politisi Demokrat yang juga Wakil Ketua Komisi II ini, akan mengawasi hal-hal terkait pembiayaan politik guna mewujudkan pemilu yang bersih dan beretika. Selain itu, Anggota Komisi XI Johnny G Plate menuturkan bahwa saat ini tidak ada kontrol parpol bagi caleg yang kampanye.

Menurutnya, saat ini tidak ada pihak yang tau secara detail berapa biaya kampanye di Indonesia. Sehingga ketidaktahuan ini yang memicu betapa besar biaya pemilu di Indonesia. 

“Yang ada adalah laporan administratif. Harus sesuai prinsip akuntansi. Saya setuju bahwa kita harus mulai dr gagasan besar dulu,” ucap Johnny. Diketahui, pembiayaan politik masih menjadi diskusi umum yang terjadi di masyarakat.

Perlu adanya pengawasan yang tegas agar pemilu 2019 berlangsung secara fair dan bersih dari upaya politik uang agar menghasilkan pemimpin berkualitas.

Diposting 05-10-2018.

Mereka dalam berita ini...

Fahri Hamzah

Anggota DPR-RI 2014
Nusa Tenggara Barat

E. Herman Khaeron

Anggota DPR-RI 2014
Jawa Barat VIII

Johnny G.Plate

Anggota DPR-RI 2014
Nusa Tenggara Timur I