Pendiri PAN Minta Amien Rais Mundur

LIMA tokoh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), yaitu Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad, Toeti Heraty, dan Zumrotin, mengirimkan surat terbuka kepada Amien Rais.

Salah satu poin surat yang diedarkan pada 26 Desember 2018 tersebut ialah meminta Amien Rais mengundurkan diri dari kiprah politik praktis.

Mereka meminta Amien menempatkan diri sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri. Para pendiri menilai ada lima alasan mengapa mereka meminta Amien mundur.

Pertama, dianggap semakin cenderung eksklusif serta tidak menumbuhkan kerukunan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politiknya.

Kedua, Amien dianggap bersimpati, mendukung, dan bergabung dengan politisi yang beraspirasi mengembalikan kekuatan Orde Baru ke kancah politik Indonesia. Padahal, Amien merupakan tokoh reformasi yang ikut berperan dalam mengakhiri kekuasaan Orba.

Ketiga, kelimanya menilai Amien telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan.

Keempat, Amien sebagai ilmuwan ilmu politik telah gagal mencerdaskan bangsa dengan ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dalam menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang kebangkitan PKI di Indonesia.

Kelima, menurut mereka, Amien sebagai orang yang berada di luar struktur utama PAN terkesan berat menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya dengan terus-menerus melakukan manuver politik yang destruktif bagi masa depan partai.

Abdillah Toha dkk menegaskan bahwa pernyataan sikap tersebut sebagai rasa tanggung jawab dari penggagas dan pendiri PAN untuk mengingatkan komitmen bersama pada saat awal pendirian partai berlambang matahari itu.

Kangen-kangenan

Dalam menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menilai kelima pendiri PAN tidak mengumbar perbedaan pendapat di ruang publik dan sebaiknya mereka bertemu Amien untuk 'kangen-kangenan' saling mendekatkan hati.

"Apabila ada perbedaan pemikiran dan pilihan, bertemu saja untuk 'kangen-kangenan' agar saling mendekatkan hati seperti masa awal reformasi di tahun 1998," kata Viva.

Dia menilai Amien selama ini telah memberikan kontribusi bagi perjuangan demokrasi dan dipilih dalam kongres PAN di Bali sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN.

Karena itu, menurut dia, semua pihak harus menghargai mekanisme formal kepartaian sehingga apabila ada perbedaan pemikiran dan pilihan, lebih baik bertemu.

"Kami yang muda, sebagai kader penerus partai, sangat menghormati para pendiri partai. Mereka merupakan tokoh nasional, tokoh yang tidak diragukan kredibilitas dan integritasnya, serta pejuang demokrasi," ujarnya.

Viva mengatakan para pendiri menyebar pada kesibukan masing-masing sehingga sangat mungkin akan ada perbedaan pemikiran dalam memahami proses sosial politik dan membawa konsekuensi pada perbedaan pilihan politik.

Dia menilai perbedaan pilihan politik harus direspons dengan sikap bijak dan tabayun, bukan saling menghujat dan merasa pilihannya paling benar.

Diposting 27-12-2018.

Dia dalam berita ini...

Viva Yoga Mauladi

Anggota DPR-RI 2014
Jawa Timur X