Sekjen DPP Partai Golkar, Idrus Marham, tidak sepakat dengan argumen pendukung gedung baru DPR. Salah satu alasan pembangunan gedung DPR ini sehubungan dengan rencana penambahan jumlah tenaga ahli DPR jadi lima orang sehingga ruangan menjadi sempit.
"Tenaga ahli itu hanya sebagai pembantu anggota DPR saja dan jangan jadi tulang punggung dong. Tenaga ahli 5 orang itu terlalu banyak. Yah yang baik itu 2 orang lah. Saya saja cuma 1 orang saja," kata Idrus di gedung DPR, Senayan, Jakarta (5/4).
Politisi muda ini mengingatkan, agar orang yang tidak ahli tidak direkrut menjadi tenaga ahli. Menurutnya, harus ada sejumlah persyaratan yang harus dimiliki tenaga ahli, seperti kemampuan intelektualitas.
"Masa tenaga ahli itu dari caleg-caleg (calon anggota legislatif) yang tidak lolos Pemilu. Saya juga punya tim. Tapi kan tidak di sini (DPR). Tapi tim saya di luar. Saya kira belum saat nya lah TA itu 5 (orang)," tegasnya.
Selain itu, masih kata mantan Ketua Nasional Pemuda Indonesia ini, tidak hanya kapasitas tenaga ahli yang ditingkatkan. Anggota dewannya sendiri juga harus ditingkatkan kapasitasnya.
"Yang wakil rakyat kan anggota dewan bukan TA-nya. Permasalahan kapasitasnya itu ada di anggota dewan. Ya jadi kalau kapasitas anggota itu ngga bagus mau nambah TA 10 juga ngga bakalan maju-maju," demikian Idrus.