Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kecewa dengan puisi yang dibuat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. PBNU menilai karya Fadli tersebut seolah-olah menyindir tokoh NU Maimoen Zubair.
Ketua PBNU, Robikin Emhas mengatakan apabila benar puisi tersebut ditujukan kepada Mbah Moen -sapaan akrab Maimoen Zubair- maka sangat tidak etis.
"Jika address puisi tersebut diantaranya ditujukan ke Mbah Maimoen, saya sangat menyayangkan. Tidak etis," ujar Robikin
saat dihubungi, Kamis (7/2).
Menurut Robikin, puisi Fadli Zon ini juga telah menunjukan Wakil Ketua DPR ini tidak pernah bergaul dengan para ulama dan juga kiai.
Karena orang yang dekat dengan ulama mengerti tata krama dan sopan satun.
"Tampak jelas bahwa pembuat puisi tidak mengenal tata pergaulan di lingkungan kiai," tegasnya.
Robikin menambahkan Mbah Moen adalah seseorang yang tida bisa didikte. Sehingga isu Mbah Moen didikte oleh Ketua Umum PPP Romahurmuziy untuk mendoakan capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) adalah tidak benar.
"Sebagai kiai sepuh dengan ilmu yang sangat mempuni, Mbah Maimoen tak mungkin bisa didekte," ungkapnya.
Sekadar informasi, Fadli Zon menulis puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' pada Minggu (3/2). Dalam puisinya, dia menyindir soal agama yang diobral hingga penguasa tengik.
Berikut bunyi puisi Fadli Zon:
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah