Program tol laut yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai sudah berjalan dengan baik. Ini dibuktikan dengan penurunan harga sejumlah komoditas di wilayah timur Indonesia yang hampir sama dengan wilayah barat. Tol laut berdampak pada lancarnya distribusi barang ke berbagai wilayah.
Anggota Komisi V DPR RI Rendy Affandi Lamadjido menyampaikan hal tersebut kepada Parlementaria saat ditemui di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (09/2/2019). Tol laut, kata Rendy, telah mengintegrasikan tiga jenis pelabuhan yang ada di Tanah Air. Ketiganya adalah pelabuhan utama, pelabuhan pendukung, dan pelabuhan penopang. "Mengintegrasikan ketiganya inilah yang disebut tol laut," jelas Rendy.
Dengan tol laut, jalur ke Papua sudah tersambung dengan baik. Dampaknya, disparitas harga sejumlah komoditas bisa ditekan bahkan sama dengan di Jawa. Politisi PDI-Perjuangan ini mencontohkan, harga semen di Papua yang semula Rp 1 juta per kubik, kini sama dengan di Jawa. Selisihnya hanya Rp 50 ribu. Selisih itu sebetulnya untuk biaya angkut.
Rendy menambahkan, sejauh ini yang masih menghambat program tol laut adalah fasilitas pelabuhan yang belum memadai. Banyak pelabuhan dibangun, tapi fasilitasnya minim. "Fasilitas pelabuhan perlu dikembangkan. Banyak pembangunan pabuhan sudah selesai, tapi fasilitas belum memadai. Ini yang menghambat program tol laut," ucap Rendy.
Kelak dengan lancarnya arus barang dan orang lewar tol laut, semua harga akan stabil ke wilayah timur. Sekarang, lanjut Rendy lagi, hasil program tol laut sudah kian terlihat, Harga solar dan bensin sudah sama antara Jawa dan Papua. Pemerintah memang sedang giat membangun infrastruktur untuk peningkatan ekonomi rakyat. "Negara tidak maju kalau infrastruktur tidak tertinggal," tutup Rendy.