Wakil Ketua Komisi X DPR RI Reni Marlinawati mengatakan bahwa guru dan pendidik menjadi salah satu hal yang serius yang sedang disorot oleh Komisi X DPR RI. Mengingat indeks pendidikan di Indonesia relatif flat (datar), bahkan cenderung menurun. Ia menambahkan bahwa negara tetangga yang dulu belajar ke Indonesia, saat ini sudah jauh lebih terdepan bila dibandingkan dengan sektor pendidikan Indonesia.
"Maka dari itu penting sekali guru harus mendapatkan perhatian. Bukan hanya perhatian dalam aspek peningkatan mutu, tetapi juga perhatian dari sisi kesejahteraannya," kata Reni saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi X DPR RI dengan Gubernur Papua Barat beserta stakeholder bidang pendidikan, pariwisata serta ekonomi kreatif di Kantor Wali Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (14/2/2019).
Legislator fraksi Partai Persatuan Pembangunan itu menambahkan, Komisi X DPR RI sangat konsen mengawal mutu pendidik dalam hal ini fokus pada kualitas yang dimiliki guru. Pada kunjungan ke beberapa sekolah di Sorong, Papua Barat, Tim Kunker Komisi X DPR RI melihat secara langsung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Termasuk juga capaian standar pelayanan minimum pada sekolah tersebut.
"Kita sudah melihat langsung proses pembelajaran di kelas. Kita bisa menilai apakah sekolah tersebut sudah mencapai standar pelayanan minimum, misalkan jumlah gurunya. kemudian kapasitas muridnya jauh lebih banyak daripada jumlah ruang belajar, juga perlengkapan laboratorium," terang politisi dapil Jawa Barat IV itu.
Selain itu, Reni juga menyampaikan prioritas pemerintah pusat saat ini adalah pembangunan politeknik, moratorium pembangunan universitas, serta pembatasan terhadap program studi kecuali program studi yang berbasis ilmu terapan. "Mengapa demikian, saat ini universitas sudah overload dan hari ini kita sudah agak salah arah. Indonesia merupakan negara berkembang di mana negara berkembang itu basis pendidikannya adalah vokasi," tandas Reni.
Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI ke Papua Barat juga diikuti Anggota Komisi X DPR RI Vanda Sarundajang, Zuhdi Yahya dan Jimmy Demmianus Ijei dari Fraksi PDI-Perjuangan, Mohamad Suryo Alam, Marlinda Irwanti dan Popong Utje Djundjunan dari F-Golkar, Salomo Parlindungan Hutabarat (F-Gerindra), Dedi Wahidi (F-PKB), Ledia H. Amalia (F-PKS), Titik Prasetyowati Verdi (F-NasDem) serta Zairina (F-Hanura).