Persaingan memperebutkan kursi Senayan di daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tenggara didominasi oleh caleg petahana dan mantan kepala daerah. Namun, PSI lagi-lagi berpeluang mengamankan satu kursi.
Temuan survei Y-Publica menunjukkan elektabilitas tertinggi diperoleh caleg petahana Golkar Ridwan Bae sebesar 14,3 persen. Lalu mantan bupati Wakatobi Hugua dari PDIP (12,6 persen) dan Tina Nur Alam, isteri mantan gubernur Nur Alam (3,9 persen).
Sedangkan caleg petahana lain yang diprediksi melenggang kembali ke Senayan adalah Umar Arsal (Demokrat) 7,9 persen dan Haerul Saleh (Gerindra) 3,6 persen. Wa Ode Zainab dari PAN masih harus berjuang dengan elektabilitas 3,0 persen.
“Di tengah dominasi itu, caleg pendatang baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpeluang merebut satu kursi,” ungkap Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran pers di Jakarta, pada Rabu (20/3). Silverius Oscar Unggul (Onte), mantan calon wakil walikota Kendari dari jalur independen, menyodok dengan elektabilitas 4,3 persen.
Ada pula mantan aktivis dan intelektual muda Abdul Rahma Farisi yang maju dari Golkar (1,9 persen). Lainnya adalah mantan bupati Buton LM Sjafei Kahar (3,3 persen), mantan wakil gubernur HM Saleh Lasata (2,4 persen), dan mantan bupati Kolaka Utara Rusda Mahmud (2,3 persen).
Caleg PSI lainnya adalah Saniati Poka (1,3 persen) dan La Djadi Siharis (1,1 persen). Nama-nama caleg yang lain elektabilitasnya terlalu kecil, yang jika ditotal keseluruhannya tersisa 5,8 persen. “Sedang responden yang belum menentukan pilihan mencapai 29,5 persen,” pungkas Rudi.
Dalam Pileg 2019, dapil Sultra mendapat alokasi 6 kursi. Jumlah responden sebanyak 800 orang mewakili tiap kecamatan. Sampel dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.