Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid tertawa terbahak-bahak saat pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab jawab kritik Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno soal isi diskusi Mata Najwa, Rabu (20/3/2019) malam.
Di Mata Najwa bertajuk 'Transaksi Haram Politik' ini, Hendrawan Supratikno menilai bahwa diskusi tersebut seperti menangisi susu yang sudah tumpah.
Hal ini bermula dari Najwa Shihab yang memberikan pertanyaan pada Hendrawan.
"Bagaimana kemudian memaknai uang (korupsi) yang diperoleh kader, oleh anggota partai politik, yang kemudian digunakan untuk kepentingan partai. Apakah hal itu juga jamak terjadi di PDI Perjuangan?," tanya Najwa.
Tak menjawab, Hendrawan lantas memberikan kritikannya itu.
"Sepertinya kita sedang menangisi susu yang sudah tumpah. Kalau saya sebenarnya ingin mengorientasikan diskusi ini untuk bagaimana mencari solusi yang terbaik," ujar Hendrawan.
Dengan sigap, Najwa lantas memberikan pendapatnya terkait pernyataan Hendrawan itu.
"Sebelum cari solusi kita temukan dulu masalahnya apa," tegas Najwa.
Tampak Nusron terbahak-bahak mendengar jawaban Najwa itu.
Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid tertawa terbahak-bahak saat pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab jawab kritik Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno soal isi diskusi Mata Najwa, Rabu (20/3/2019) malam.
Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid tertawa terbahak-bahak saat pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab jawab kritik Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno soal isi diskusi Mata Najwa, Rabu (20/3/2019) malam. (Capture Youtube Najwa Shihab)
Tak menghiraukan kawannya yang sedang tertawa, Hendrawan langsung menjelaskan apa yang ingin diketahui Najwa.
Menurut Hendrawan, masalahnya adalah evolusi sistem politik Indonesia yang berjalan penuh dengan kelemahan.
"Ada cacat di sana-sini, dan cacat ini dimanfaatkan oleh pelaku-pelaku politik untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji," kata Hendrawan.
Meski demikian, Hendrawan meminta untuk tidak melupakan bahwa pelaku-pelaku politik tersebut tetap pelaku-pelaku yang rasional.
"Bahkan sebagian besar merupakan kader-kader terbaik partai. Mustahil kader-kader terbaik partai itu tidak berhitung, tidak membuat kalkulasi, tidak menggunakan intuisi saat melakukan hal-hal seperti yang kita bicarakan. Jadi menurut saya bukan transaksi haram sebenarnya. Ini transaksi yang logis, rasional, dan merupakan konsekuensi dari sebuah sistem politik," papar dia.
Hendrawan menjelaskan, permasalahan ini terjadi akibat ada kelemahan-kelemahan sistemik yang dimanfaatkan oleh para pelaku politik.
"Termasuk memanfaatkan jabatan politik untuk mencari uang?," tanya Najwa kemudian.
"Salah satunya. Tetapi kelemahan yang melekat pada sistem politik kita adalah tata kelolanya yang sekali lagi tidak transparan dan high cost," jelas Hendrawan.