Calon Anggota Legislatif DPR RI dari PDI Perjuangan Dapil DKI 1 Jakarta Timur nomor urut 2, Putra Nababan mengajak setiap insan di negeri ini untuk tak jemu-jemu membangkitkan budaya batik Nusantara dan menjadikan batik sebagai kebanggaan bangsa.
Hal itu tak lain karena batik adalah salah satu warisan nenek moyang dan budaya asli Bangsa Indonesia.
"Saya senang sekali kegiatan kita yang positif terutama budaya batik, ini budaya Indonesia. Kita lihat, kalau di internet banyak sekali budaya-budaya asing, kita cenderung meninggalkan budaya sendiri," kata Putra yang pernah menjadi Pemimpin Redaksi Metro TV saat bertemu dengan Komunitas Batik ibu-ibu di Jakarta Timur, Sabtu (16/2).
Pada acara tersebut, Putra Nababan yang hadir dengan mengenakan batik khas Madura, ditemani oleh sang istri Mira Sirait yang juga aktif memberdayakan ibu-ibu di daerah Jakarta Selatan.
"Istri saya ini juga ikut memberdayakan ibu-ibu juga, tapi karena orang Jakarta Selatan jadi di Jakarta Selatan. Nanti mudah-mudahan istri saya juga bisa bekerjasama untuk bantu ibu-ibu supaya bisa membatik," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Politisi Muda PDI Perjuangan ini pun menekankan kepada puluhan ibu-ibu yang hadir untuk terus melakukan kegiatan-kegiatan yang memang positif dan bermanfaat, terutama untuk memajukan budaya Indonesia.
"Saya sudah masuk ke banyak kelurahan di Jakarta Timur. banyak ibu ibu bilang gini 'Pak Putra saya sudah terima PKH, PKH bagus Terima kasih Pak Jokowi. Pak Putra kami sudah trima bantuan nontunai, bantuan nontunai bagus. Tapi itu kan bagus untuk anak-anak kami, ibu-ibunya ngapain?'," ucap Putra.
"Saya langsung kefikiran apa yang disampaikan ibu-ibu di Jakarta Timur. Nah kegiatan membatik ini lah salah satu kegiatan yang positif bagi ibu-ibu. Syukur-syukur nanti bisa komersil, bisa dijual jadi ada penghasilan tambahan dari kegiatan ini," Putra menambahkan.
Sebagai Caleg, Putra mengakui kehadirannya murni untuk mendukung penuh kegiatan membatik yang dilakukan ibu-ibu di Jakarta Timur. Menurutnya, kegiatan seperti itu salah satu cara membumikan kecintaannya terhadap Bangsa Indonesia yang memiliki banyak budaya warisan nenek moyang.
"Sekali lagi saya bukan hanya senang, saya bangga karena ibu-ibu yang ada di sini kembali ke budaya Indonesia. Itu yang paling membanggakan, mudah-mudahan ini terus berlanjut dan mudah-mudahan ibu-ibu juga bisa mendapat rejeki dari membatik ini. Tapi harus tekun jangan kadang-kadang membatik kadang-kadang ilang, itu namanya angin-anginan. Harus tekun," Putra menandaskan.
Sementara itu penggagas komunitas batik ibu-ibu, Sugianto mengatakan membatik dengan canting harus dilakukan dengan komitmen, kedisiplinan, kejujuran dan produktif. Sebab, batik merupakan warisan budaya Indonesia yang diturunkan sejak ratusan tahun yang lalu.
"Di sini kita tidak hanya membatik, tapi juga bagaimana bisa menjual. Kita akan bersaing dipasar global, ibu-ibu jangan kebanyakan diam di rumah," pungkasnya.