Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan bela sungkawa mendalam atas ledakan bom yang terjadi di ibukota Lebanon, Beirut, Selasa (4/8/20). Ledakan dasyat tersebut mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas dan 4.000 orang lainnya menderita luka-luka.
"Saya menyampaikan duka cita mendalam atas banyaknya korban jiwa yang jatuh akibat ledakan di Beirut. Semoga mereka yang meninggal diberikan tempat yang layak oleh Allah, dan korban yang luka-luka segera diberikan kesembuhan," ujar Bamsoet di Jakarta, Kamis (6/8/20).
Mantan Ketua DPR RI meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk terus memantau perkembangan pasca ledakan bom tersebut. Termasuk memastikan keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di Beirut. Saat ini jumlah WNI yang berada di Lebanon sebanyak 1.447 orang.
"Kemenlu harus terus memonitor perkembangan para korban. Sejauh ini, KBRI Beirut melaporkan hanya satu orang yang menjadi korban luka-luka. Kita harapkan tidak ada lagi WNI yang menjadi korban," kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mendorong pemerintah dapat memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Lebanon. Terlebih, hubungan antara Indonesia dengan Lebanon sudah berlangsung lama.
"Hubungan diplomatik resmi Indonesia dan Lebanon sudah terjalin sejak tahun 1950. Bahkan, Lebanon merupakan negara ketiga yang mengakui kemerdekaan Indonesia, setelah Mesir dan Suriah. Karenanya, saya mendorong pemerintah bisa memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Lebanon," tutur Bamsoet.
Lebih jauh, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengimbau semua WNI di Lebanon untuk tetap tenang dan waspada. Para WNI juga diminta untuk mengikuti semua instruksi yang dikeluarkan oleh KBRI Beirut.
"Terus lakukan koordinasi dan ikuti semua kebijakan yang dibuat KBRI Beirut. Jika merasa tidak aman atau khawatir terjadi sesuatu, jangan segan-segan melapor ke KBRI. Sudah menjadi tugas KBRI untuk menjamin keamanan dan keselamatan WNI yang berada disana," pungkas Bamsoet.