MPR Akan Bentuk Majelis Syuro Dunia, Bangun Museum Konstitusi dan Gagas Peradilan Etik

Isu: Program MPR,

sumber berita , 26-08-2020

Ketua MPR Bambang Soesatyo mengungkapkan, MPR mewacanakan pembentukan Mahkamah Kehormatan Majelis (MKM) yang bertujuan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat anggota MPR. Sekaligus melakukan pemantauan untuk mencegah anggota MPR melakukan pelanggaran kode etik dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam UU MD3.

"Sebagai penggagas Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara sebagaimana diatur dalam TAP MPR Nomor VI/MPR/2001, MPR perlu memelopori kultur etika yang baik di masyarakat melalui penegakan kode etik oleh Mahkamah Kehormatan Majelis. Walaupun DPR dan DPD memiliki badan kehormatan sendiri untuk menegakkan kode etik bagi anggotanya, tidak menjadi rancu apabila MPR RI juga memiliki badan kehormatan tersendiri. Karena masing-masing lembaga memiliki pedoman dan tata kerja yang berbeda, sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik masing-masing lembaga," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai memimpin Rapat Pimpinan MPR, Jakarta, Selasa (25/8).

Turut hadir Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad serta Wakil Ketua MPR lainnya yang hadir secara virtual, antara lain Ahmad Basarah, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Hidayat Nur Wahid, Zulkifli Hasan, dan Arsul Sani.

Mantan Ketua DPR ini menjelaskan, pada Oktober 2020 MPR akan menyelenggarakan konferensi tentang etika kehidupan berbangsa dan bernegara serta pentingnya penataan infrastruktur etika jabatan publik. Untuk mengkaji lebih jauh tentang pentingnya kehadiran Peradilan Etik di Indonesia.

"Sebelum menjalankan pembentukan MKM maupun konferensi peradilan etik, dalam waktu dekat MPR terlebih dahulu akan menyelenggarakan HUT ke-75 MPR pada Sabtu, 29 Agustus 2020. Agendanya diisi Seminar Nasional tentang Pembentukan Majelis Syuro Dunia. Berbagai narasumber akan menyampaikan pemaparan, antara lain Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Azyumardi Azra, Mantan Ketua Program Kajian Timur Tengah UI Dr. M. Luthfi Zuhdi, Ketua Program Studi Hukum Tata Negara UI dr. Fitra Arsil, dan Direktur Sosial Budaya Organisasi Internasional Negara Berkembang Kemenlu RI Kamapradita Isnomo," papar Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, MPR juga akan membangun Museum Konstitusi untuk merawat memori kolektif bangsa tentang Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian sejarah perjalanan bangsa akan tetap terawat, dan bisa dijadikan pelajaran bagi generasi muda. MPR juga, lanjut Bamsoet, akan meminta KPU untuk mewajibkan para calon pimpinan daerah yang akan bertarung pada Pilkada Serentak pada Desember 2020 mendatang, memasukan RPJMN dan implementasi nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Empat Pilar MPR. Yakni, Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa, UUD NRI Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa dalam Visi dan Misi para calon kepala daerah tersebut.

"Selain itu, MPR juga akan mengadakan ‘Dialog Konstitusi’ di berbagai televisi. Pimpinan MPR juga akan kembali melaksanakan Silaturahmi Kebangsaan ke berbagai Partai Politik, organisasi massa dan Keagamaan untuk lebih merekatkan hubungan MPR dengan masyarakat. Sekaligus menggali aspirasi masyarakat terhadap berbagai isu yang terjadi, khususnya terkait dengan pelaksanaan rekomendasi MPR periode 2014-2019 yakni Perlunya dihadirkan kembali Pokok-pokok Haluan Negara (PPHN) dan Penataan Hukum Sistem Konstitusi," pungkas Bamsoet.

Diposting 27-08-2020.

Mereka dalam berita ini...

Arsul Sani

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 10

Zulkifli Hasan

Anggota DPR-RI 2019-2024
Lampung 1

M. Hidayat Nur Wahid

Anggota DPR-RI 2019-2024
DKI Jakarta 2

Jazilul Fawaid

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Timur 10

Lestari Moerdijat

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 2