Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo meyakini tingkat inflasi Indonesia di tahun 2023 akan membaik. Sebab, Pemerintah bersama DPR sejauh ini sudah melakukan beberapa langkah, baik yang bersifat transformasi struktural di level perubahan UU maupun yang bersifat temporer seperti pemberian bantuan sosial.
Terlebih, menurutnya, Indonesia dari sisi global rantai pasoknya tidak memiliki integrasi yang kuat dengan negara-negara lain. Sehingga, inflasi global yang terjadi di banyak negara diyakini tidak akan berdampak besar terhadap ekonomi tanah air.
“Meskipun terjadi kenaikan BBM setelah itu, kita bisa lihat ada kenaikan di dalam core inflation tapi volatile food sudah membaik. Jadi kita lihat tahun depan inflasi ini akan membaik,” ujar Andreas dalam acara Seminar Nasional ‘Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Pembangunan Berkelanjutan di Tengah Tantangan Dinamika Global’ di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Karena itu, DPR bersama Pemerintah sepakat bahwa inti dari pengendalian ekonomi dari adanya gejolak adalah bagaimana menjaga daya beli masyarakat. “Sejauh ini, menurutnya, Bank Indonesia sudah bekerja di jalur yang benar melalui intervensi mata uang dan kenaikan suku bunga,” ujar Politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut.
Meskipun demikian, ia menegaskan situasi inflasi Indonesia yang relatif dapat terkendali tersebut bukan berarti tanpa persiapan. Justru, situasi tersebut harus menjadi sarana peluang untuk melakukan reformasi ekonomi secara struktural. Salah satunya adalah UU Cipta Kerja yang telah disahkan antara DPR bersama Pemerintah.
“Karena itu kita tidak boleh berhenti hanya dengan memberi BLT kepada masyarakat rentan tersebut. Yang paling penting adalah kita menciptakan lapangan kerja,” ujar Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI ini.
Upaya untuk melahirkan penciptaan lapangan kerja ini sejalan pula dari sisi demografi Indonesia. Di mana, saat ini terdapat Bonus Demografi yang harus dioptimalkan dengan baik. “Karena itu dukungan yang kita berikan salah satunya kita punya omnibus law untuk cipta kerja dan implementasinya ini yang perlu kita jaga,” tutupnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah memangkas proyeksi inflasi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 6,3% secara tahunan atau year on year (yoy). Sebelumnya BI memproyeksikan inflasi di level 6,6% - 6,7%.
Kendati proyeksi inflasi terbaru BI lebih rendah tapi masih melampaui batas atas kisaran sasaran yang sebesar 4% yoy. Di sisi lain, BI berharap tingkat inflasi akan terus melandai pada kuartal I-2023, sehingga pada kuartal III-2023, inflasi akan mulai kembali di kisaran sasaran BI yang sebesar 3% yoy plus minus 1%.