Dalam raker itu, Fadel menyatakan, di mejanya ada permintaan izin impor ikan sebanyak 2 juta ton. Namun, Fadel mengaku hanya mengizinkan 100 ribu ton saja untuk 2011. "Datang dari macam-macam orang, pengusaha dan pejabat. Minta perhatian, tapi saya katakan tidak," kata Fadel.
Akibat dari penolakannya tersebut, Fadel mengaku banyak dimusuhi banyak orang. "Sekarang banyak yang memusuhi saya," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Fadel juga memberi contoh kasus garam. Pada 2001-2002, kondisi garam Indonesia tidak bagus karena iklim dan teknologi. Akibatnya, produksi menurun dan tidak bisa memenuhi permintaan dalam negeri. Garam pun terpaksa harus impor, terutama dari India dan Australia. Waktu itu, banyak pengusaha yang mengajukan impor garam. Mula-mula 10 ribu, kemudian naik 100 ribu, dan kini sudah tiga ton impor garam, hingga tidak bisa lepas dari impor. "Kita butuh waktu 3-4 tahun untuk mengembalikan kepada keadaan semula," ujar Fadel.
Sudin, anggota Komisi IV DPR dari F-PDIP, menanggapi pernyataan Fadel. Menurutnya, pokok masalahnya bukan musuh atau tidak. "Tapi banyak ikan impor masuk. Kalau ikan spesifik seperti Salmon saya mengerti," ujar Sudin.
Sudin mempersoalkan banyak pengusaha yang minta izin impor ikan. "Bahkan pengusaha daging pun minta izin impor ikan, kata anggota DPR Dapil Lampung I ini.