Wakil Ketua Komisi III DPR yang juga bakal calon gubernur DKI Jakarta Aziz Syamsuddin, mengimbau masyarakat Ibu Kota agar bersama-sama membangun Indonesia melalui pemantapan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama.
Hal itu disampaikannya dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, yang diperkirakan jatuh pada 1 Agustus mendatang. "Mari kita sambut bulan puasa dengan memantapkan iman dan takwa, dan memperdalam pemahaman terhadap ajaran agama Islam," ujarnya, di Jakarta, kemarin.
Dalam kesempatan bertekad menjadikan Jakarta sebagai kota kembar berbagai kota di negara maju sebagai salah satu upaya membenahi berbagai persoalan ibu kota. "Jakarta ini ibu kota negara dan saya punya visi menjadikan Jakarta sebagai kota modern berskala internasional, seperti halnya Tokyo, New York, Bangkok atau Kuala Lumpur," ujarnya.
Aziz yang kini menjabat salah satu Ketua DPP Partai Golkar ini, berencana mencalonkan diri sebagai kandidat gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 dari Partai Golkar. Saat ini di "partai beringin", selain Aziz Syamsuddin juga masih ada dua kader lainnya yang berencana mencalonkan diri, yakni anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya dan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi DKI Jakarta Prya Ramadhani.
Menurut Aziz, dirinya punya impian membangun Kota Jakarta dan menyelesaikan berbagai persoalan akut yang menyelimuti Ibu Kota selama ini dengan langkah awal menata visi kemana arah pembangunan Jakarta selanjutnya.
"Sebelum membicarakan persoalan-persoalan Kota Jakarta, kita harus tahu dulu bagaimana visi kita untuk Kota Jakarta tersebut. Ke mana Kota Jakarta ini ingin kita bawa," ujarnya.
Benahi Ibu Kota
Dengan berbagai status dan fungsi yang melekat pada Ibu Kota itu, menurut politisi muda tersebut, sudah saatnya bila wajah Jakarta dibenahi sehingga menjadi kota modern berskala internasional.
Selaras dengan visi itu pula, maka pembangunan Kota Jakarta harus selalu mengedepankan karakter berwawasan lingkungan, berkelanjutan serta mengakomodasi berbagai persoalan sosial yang sifatnya lokal tapi tetap memberi warna terhadap identitas kota keseluruhan.
Konsep pembangunan semacam itulah yang selama ini diterapkan di berbagai kota besar dunia, seperti New York, Tokyo, Seoul, Sidney atau bahkan Bangkok dan Kuala Lumpur. "Inilah yang akan kita kerjakan nantinya untuk Jakarta," ujar Aziz.
Melalui jalinan kerja sama di antara kota kembar (sister city) dengan ibu kota negara-negara maju itu, Jakarta bisa mengadopsi solusi atas berbagai persoalan yang muncul.