Dukungan terkait rencana proyek pencetakan 100 ribu hektar sawah baru diberikan Komisi IV DPR RI. Program yang dilakukan pemerintah melalui tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu diharapkan akan mampu merealisasikan target surplus produksi beras nasional.
Anggota Komisi IV DPR RI, Hermanto mengatakan, program tiga BUMN antara lain PT Sang Hyang Seri (SHS), PT Pertani, dan Pupuk Sriwidjaja (Pusri) itu akan mampu merealisasikan target surplus produksi beras nasional yang mencapai 10 juta ton tahun 2014.
Hermanto mengingatkan, bahwa proyek pencetakan sawah baru ini akan sia-sia kalau moratorium konversi lahan pertanian tidak dilakukan. "Untuk itu, pemerintah harus segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) atau Peraturan Pemerintah (PP) moratorim konversi lahan pertanian," ujar politisi PKS tersebut.
Hal ini bertujuan, lanjutnya, untuk mengantisipasi berbagai dampak yang terjadi akibat konversi lahan pertanian. Lebih lanjut anggota DPR Dapil Sumbar ini mengatakan, dengan pencetakan sawah baru akan dapat mengurangi impor beras. Sebagai gambaran pada tahun 2011, Bulog melakukan impor beras hingga 1,9 juta ton untuk menutup stok beras nasional.
"Ketergantungan impor jelas akan merugikan negara secara jangka panjang, karena akan menimbulkan ketergantungan. Untuk itu kita berharap proyek ini bisa menjawab persoalan impor beras," tukas Hermanto.
"Yang tak kalah penting adalah bagaimana proyek ini bisa meningkatkan partisipasi para petani. Walaupun pencetakan sawah baru dilakukan BUMN, kita berharap para petani bisa dilibatkan," tambahnya.
Karena, kata Hermanto, pada dasarnya tujuan pencetakan sawah baru adalah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Jadi, jangan terlalu lama petani menunggu. Terkait dengan lahan yang akan digunakan, pemerintah diharapkan konsisten sesuai dengan aturan yang sudah ada," pungkas Kandidat Doktor IPB ini.