Sekretaris Jenderal DPP PPP M Romahurmuziy mengaku senang lantaran konser Lady Gaga yang sedianya digelar pada 3 Juni di Jakarta, akhirnya batal. Urungnya konser penyanyi asal Amerika Serikat itu, menurut dia, tak lepas dari peran aparat kepolisian. Institusi Polri membuktikan diri mampu bertindak bijak, mandiri, dan tidak tunduk pada tekanan asing. Untuk itu, ia memberikan apresiasi tinggi kepada Kapolri.
"Ini juga bukti bahwa Polri mampu menjadi pengawal moral bangsa sekaligus benteng Pancasila," kata Romahurmuziy melalui pesan pendek, Minggu (27/5).
Menurut Romy, sapaan akrabnya, kontroversi hingga pembatalan konser Lady Gaga adalah pelajaran bagi semua pihak. Ini juga jadi bahan evaluasi tersendiri bagi para promotor agar lebih selektif mendatangkan artis mancanegara.
Indonesia terbuka kepada seni dan budaya asing. Tapi di sisi lain, kata dia, Indonesia bukanlah tempat yang bebas nilai di mana setiap orang bebas mengekspresikan diri tanpa aturan. Ada norma, peraturan dan nilai luhur yang menjalin kesatuan anak bangsa.
"Nilai luhur itu harus kita pelihara dan junjung tinggi," ujar Romahurmuziy seraya memberikan ucapan terima kasih buat komponen masyarakat yang bersama PPP menolak Lady Gaga.
Rencana konser Lady Gaga di Indonesia memicu kontroversi hingga jadi bahasan di DPR. Kalangan dewan bahkan sempat terbelah sikap, antara mendukung dan menolak. Sejumlah hal dipersoalkan, mulai dari tampilan, pesan moral, hingga ihwal perizinan. Jadi atau tidaknya konser ini pun lantas jadi pertanyaan.
Minggu (27/5) nasib konser ini jelas. Big Daddy, promotor yang mengundang Lady Gaga, mengumumkan pembatalan konser ini. Minola Sebayang, pengacara Big Daddy, mengatakan bahwa pembatalan ini bukan karena masalah perizinan. Manajemen Lady Gaga memutuskan tidak jadi ke Jakarta dengan alasan keamanan.