Selain proyek-proyek infrastruktur, China juga menyatakan minatnya untuk menggarap proyek-pyoyek energi ramah lingkungan atau terbarukan di Indonesia. Seperti energi panas bumi geothermal dan nuklir. DPR berharap, pemerintah dapat melihat peluang ini dan merespons tawaran dari China tersebut.
"China juga sangat berharap dapat berkontribusi dalam proyek energi terbarukan di Indonesia, selain proyek infrastruktur," kata anggota Komisi V DPR Yudi Widiana Adia kepada jurnalparlemen.com, seusai mendampingi Pimpinan MPR menerima delegasi Parlemen China yang dipimpin Wu Bangguo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (9/11).
Yudi mengatakan, dalam pertemuan itu memang China belum memutuskan untuk mengajukan penawaran secara spesifik terhadap minatnya dalam pengembangan energi ramah lingkungan di Indonesia. Namun, Indonesia perlu mempertimbangkan kesempatan yang ditawarkan China, dalam pembangunan energi terbarukan, seperti pembangkit energi nuklir ini. Mengingat China telah memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam pembanguan proyek energi nuklirnya.
"Saya pikir ini merupakan peluang dan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan penjajakan pengembangan energi nuklir, dengan melibatkan China. China bisa melakukan transfer teknologi nuklirnya untuk tujuan energi yang ramah lingkungan di dalam negeri," ujar politisi PKS ini.
Lebih lanjut Yudi mengatakan, China juga menyatakan minatnya untuk membantu Indonesia membangun transportasi rel kereta api di Sumatera, untuk kepentingan pengangkutan batubara.
"Ini tidak gratis. China tetap akan membeli harga batubara asal Indonesia ini dengan harga pasaran yang sewajarnya. Namun, kalau saya tangkap, mereka menginginkan adanya suplai batubara dari Indonesia secara stabil dan konstan. Mengingat, kebutuhan batubara di China cukup besar," pungkasnya.