Indonesia Siap Rebut Pasar Internasional

sumber berita , 13-03-2013

Pemerintah Indonesia siap merebut pasar udang Internasional, menyusul adanya penyakit misterius (Early Mortality Syndrome/EMS), yang menyerang petambak udang di sejumlah negara produsen udang. Seperti Vietnam, Thailand, China, dan Malaysia.

Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Subiakto mengatakan, saat ini tengah terjadi lonjakan permintaan terhadap komoditas udang di pasar global, menyusul tersendatnya suplai dari negara produsen udang.

"Hanya Indonesia yang tidak terkena penyakit (EMS) ini. Karena itu, ini peluang besar bagi kita untuk memproduksi udang sebanyak-banyaknya. Apalagi nilai jualnya saat ini sedang tinggi," kata Slamet, saat panen udang di tambak percontohan Demfarm pembudidaya Vaname, di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Dia menuturkan, tingginya kepercayaan perbankan dalam memberikan permodalan terhadap sektor budidaya perikanan, juga menjadi nilai tambah yang positif. Dalam upayanya untuk meningkatkan produksi udang nasional.

"Kepercayaan ini tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah, menerapkan tambak percontohan demfarm dengan menggunakan teknologi dan penerapan cara budidaya yang lebih baik," tuturnya.

Tambak Demfarm

Luas lahan yang dijadikan demfarm saat ini mencapai 1.000 hektare, yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Serang, Tanggerang, Karawang, serta Subang. Tahun 2013 ini, ditargetkan akan ada 2.000 hektare tambak demfarm. "Rencananya perluasan ini akan kita kembangkan di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara," jelasnya.

Slamet berharap, demfarm seluas 1.000 hektare ini dapat berkontribusi terhadap produksi udang nasional sebanyak 45.000 ton per tahun atau senilai Rp 2,25 triliun. Pada 2014, pihaknya berupaya mengoptimalkan luas areal tambak lebih dari 20 ribu hektare di Pantura, Jawa Barat dan Banten dengan target produksi sebanyak 200 ribu ton per tahun.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV Herman Chaeron mengapresiasi keberhasilan revitalisasi budidaya perikanan, termasuk tambak percontohan demfarm. "Hasil panen udang vaname di indramayu ini merupakan keberhasilan program revitalisasi tambak, dan tentunya jika terus dikembangkan maka ini akan menjadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan nelayan," ujarnya.

Herman mengaku akan mendukung segala upaya pemerintah untuk mengembangkan demfarm. Dia mengaku, yakin program tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan produksi perikanan nasional, serta kesejahteraan rakyat khususnya nelayan dan pembudidaya ikan. "Komisi IV akan mendorong terus dilakukannya program revitalisasi perikanan budidaya, melalui deregulasi dan kebijakan anggaran," tuturnya.

Pada Kesemptan yang sama, Kepala Badan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno mengatakan, penyuluh perikanan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk dalam keberhasilan revitalisasi tambak khususnya tambak percontohan demfarm.

"Jika dipersentase, 40 persen keberhasilan produksi perikanan merupakan peran dari penyuluh," ujarnya. Dia menuturkan, penyuluh perikanan terlibat dalam semua mata rantai produksi perikanan, mulai dari pendampingan awal produksi, hingga proses panen.

Diposting 13-03-2013.

Dia dalam berita ini...

E. Herman Khaeron

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Barat VIII
Partai: Demokrat