Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat asal Partai Hati Nurani Rakyat, Sarifuddin Sudding, mengaku merasa pesimistis lima calon hakim agung jebolan Komisi Yudisial akan melenggang mulus dari penilaian DPR.
Apalagi, dua calon di antaranya sempat menjadi sorotan publik. "Tak ada jaminan yang membuat jebolan KY bisa diterima DPR. Sebaiknya KY tidak meloloskan calon yang sempat bermasalah," kata Sarifuddin saat dihubungi, Rabu, 13 Agustus 2014.
Mulai Kamis besok, 14 Agustus 2014, DPR akan mulai menggelar penilaian terhadap calon hakim agung. Ada lima calon yang lolos seleksi KY. Yaitu Sudrajat Dimyati, Hakim Pengadilan Tinggi Jayapura Muslich Bambang Luqmono, Wakil Ketua PT Agama Surabaya Amran Suadi, Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Purwosusilo, dan Ketua PT Tata Usaha Negara Medan Is Sudaryono.
Dua nama pertama sempat dinilai bermasalah. Sudrajat diduga melakukan lobi terhadap anggota DPR di toilet pada September 2013. Sedangkan Muslich sempat dinilai kehilangan nurani saat akhir 2009 memvonis nenek Minah yang kelaparan lalu mencuri biji kakao.
Menurut Sarifuddin, proses seleksi calon hakim agung sekarang berbeda dengan sebelumnya. Kini, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi terhadap tata cara seleksi, DPR tidak berhak menguji lagi para calon. DPR hanya berhak menyetujui atau menolak.
"Proses penilaian di DPR tak bakal menjadi masalah kalau calon hakim agung yang diajukan tak memiliki catatan kotor," kata Sarifuddin.
Meski begitu, Sarifuddin mengimbau publik waspada terhadap lobi yang dilakukan para calon di DPR. "Namanya juga lembaga politik, ada kepentingan politik di situ. Bisa saja ada calon yang melobi ketua partai, kan sulit dihindari," kata dia.
Ketua Komisi Yudisial, Taufiqurrahman Syahuri, berharap lima calon hakim agung tersebut disetujui DPR. "Rugi DPR kalau mereka sampai tidak lolos," ujarnya di gedung KY, Rabu, 13 Agustus 2014. "Kelimanya antisuap. Mereka jagoan KY."
Menurut Taufiq, catatan seluruh calon sudah bersih. "Misalnya, Sudrajat bisa dibilang dosanya sudah bersih. Kami sudah klarifikasi," kata dia.