Penjualan bahan tambang mineral nonlogam dan batuan atau yang biasa disebut pedel ke Surabaya untuk sementara waktu dihentikan.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Bangkalan RKH Fuad Amin di hadapan para pengusaha pedel di Pendopo Agung, Rabu (12/11/2014).
Langkah tegas itu terpaksa ditempuh mengingat pengiriman pedel sebagai bahan urukan ke kawasan Kenjeran, Surabaya dalam setiap harinya mencapai lebih dari 100 truk.
Tentu saja hal itu sangat mengkhawatirkan ketersediaan sumber daya alam (SDA) yang terhampar desa itu, Jaddih, Parseh, dan Jambu Kecamatan Socah.
”Untuk sementara pengiriman pedel ke Surabaya atau ke daerah lainnya secara besar - besaran di luar Bangkalan dihentikan. Hal itu untuk menghindari dampak kerusakan lingkungan di lokasi tambang,” ungkap RKH Fuad Amin.
Ia meminta para pengusaha untuk lebih berhemat terhadap pedel lantaran Bangkalan ke depan, dipastikan membutuhkan bahan urukan tersebut untuk pembangunan infrastruktur pemerintah dan properti.
”Ijin pengiriman ke luar Bangkalan ditahan dulu sambil menunggu hasil kajian,” pungkasnya.
Bupati Bangkalan RK Moh Makmun Ibnu Fuad mengatakan, penundaan pemberian ijin penjualan pedel ke luar Bangkalan sebagai langkah efesiensi terhadap bahan tambang non logam dan batuan.
”Kami akan melakukan pengkajian dengan Badan Lingkungan Hidup Propinsi Jatim terkait perhitungan teknis pertambangan. Apakah telah terjadi kerusakan lingkungan atau tidak. Hasilnya, akan kami smapaikan,” tutur RK Moh Makmun Ibnu Fuad.
Data yang dihimpun Pemkab Bangkalan, terdapat sedikitnya 35 pengusaha penambang mineral non logam dan batuan yang kini tengah mengurus kelengkapan perijinan. Dari jumlah tersebut, tercatat empat pengusaha yang telah melengkapi berkas perijinan.
”Empat pengusaha yang sudah melengkapi berkas dan membayar pajak, mulai hari ini sudah diizinkan beroperasi seperti biasa. Tapi untuk dijual keluar Bangkalan, sementara ditunda dulu,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang pengusaha pedel H Mawardi berharap pengiriman pedel ke Surabaya segera dibuka kembali untuk memaksimalkan hasil produksi pedel.
”Saya siap mematuhi aturan. Namun, kasihan pemilik angkutan jika pengiriman ke Surabaya akhirnya macet. Mereka membeli truk dengan cara kredit,” singkatnya