Ketua Komisi V DPR RI, Ir Fary Djemy Francis MMA bersama sejumlah anggota komisi tersebut meninjau kondisi ruas jalan di belokan tajam Seunapet, Seulawah, Aceh Besar, Selasa (5/5). Ia menyatakan sangat setuju apabila belokan tajam dan turunan jalan Seunapet yang telah banyak menelan korban jiwa itu diluruskan.
“Kalau kondisi belokannya separah ini dan juga telah merenggut puluhan nyawa pengendara, maka tanpa diperintah DPR RI pun, seharusnya Balai Kementerian PU di Medan sudah membuat perencanaan untuk mengatasinya, bukan malah membiarkannya berlarut seperti ini,” kata Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemy Francis kepada wartawan di Seunapet, Seulawah, saat ia bersama rombongan meninjau “belokan maut” tersebut kemarin. Saat peninjauan itu, Fary Djemy didampingi anggota Komisi V DPR RI, Salim Fakhri, Syukur Nababan, Delia Pratiwi Sitepu, dan Ade Rezki Pratama.
Fary mengatakan, tugas dan fungsi Balai Kementerian PU di daerah bukan hanya mengusulkan anggaran untuk perbaikan badan jalan nasional yang rusak dan membangun jembatan yang putus. Tapi, dalam melaksanakan tugas dan fungsi ke-PU-annya, pihak Balai PU hendaknya membuat kajian dan menganalisis ruas jalan dan belokan jalan nasional yang masih membahayakan pengendara saat melintas di ruas belokan tersebut.
Menurut laporan Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir Anwar Ishak, di belokan Seunapet itu sudah banyak jatuh korban jiwa. Hampir setiap tahun menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, maupun tahun baru, ketika banyak kendaraan yang melintasi ruas jalan tersebut, banyak yang terperosok ke jurangnya.
Hal itu terjadi, menurut analisis Fary, karena belokannya begitu patah dan menanjak, sehingga bus-bus dan truk-truk ukuran besar, terutama yang sopirnya belum pernah melintasi jalur itu, belum tahu trik melintasi belokan itu dengan baik untuk bisa selamat. Ini terbukti dari pengakuan Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir Anwar Ishak, bahwa kebanyakan truk dan bus yang jatuh ke jurang belokan patah Seunapet adalah para sopir baru yang jarang melintas di belokan patah ruas jalan tersebut.
Badan jalannya memang lebar, mencapai 15 meter. Tapi, kata Fary, karena posisi belokannya sangat patah dan ketinggiannya cukup lumayan, membuat truk interkuler bertonase tinggi dan bus panjang, bisa hilang keseimbangan. Sopir yang melintas belokan Seunapet harus ekstrahati-hati. Jika tidak hati-hati dan belum terbiasa melintasi pada ruas belokan tersebut, truknya bisa langsung jatuh ke jurang.
Fary dan kawan-kawan anggota Komisi V sangat kecewa dengan pola Kerja Balai Kementerian PU di Medan yang tidak tahu mana usulan penanganan badan jalan yang lebih prioritas.