Banyak konflik horizontal yang terjadi, pada umumnya pemicunya adalah konflik non agama yang diagamakan.
Namun sebagai umat beragama, banyak yang terjebak dan menyederhanakan konflik horizontal sebagai konflik agama.
"Bagi para pelaku konflik, menginisiasi solidaritas sosial atas nama agama adalah hal yang paling mudah untuk membangkitkan sentimen dalam rangka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan," kata Ketua Umum PPP M Romahurmuziy dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10/2017).
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Akselerasi Reformasi Birokrasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku di Islamic Center Kota Ambon, Maluku.
Menurutnya, hal itu menjadi persoalan bagi umat beragama.
"Sebab, konflik non agama yang diseret menjadi konflik keagamaan, bisa meluas tanpa batas. Bahkan bisa menembus batas negara," ujar pria yang akrab disapa Romi itu.
Sehingga, Romi memastikan, dibalik seluruh konflik yang diagamakan, ada faktor non agama.
Namun sayangnya, banyak pihak yang terjebak dan menganggapnya sebagai konflik berbasis agama.
"Konflik horizontal juga dilatarbelakangi dengan identitas-identitas yang sama sekali bukan identitas keagamaan. Karena itu, membaca konflik horizontal harus dengan kehati-hatian," tandasnya.
Sehingga, Romi berharap masyarakat tidak mudah menganggap konflik horizontal sebagai konflik berbasis agama.
Dia lalu mencontohkan ISIS yang mengatasnamakan Islam.
"Pun latar belakangnya disebabkan oleh faktor non agama, yaitu penguasaan ladang-ladang minyak. Itu yang membuat ISIS menjadi organisasi radikal yang kaya, yang menguasai sumur minyak. Bahkan, pendapatan yang diperoleh ISIS dari penguasaan minyak mencapai Rp 10 miliar per hari," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan keempat terbesar penduduknya di dunia, maka Indonesia menjadi laboraturium dari semua agama.
Selain itu, semua agama yang ada di dunia juga masuk ke Indonesia dan menularkan pemahamannya.
"Salah satunya adalah Islam. Sehingga, laku dan gerak Islam di Indonesia, akan menentukan laku dan gerak Islam di dunia. Sebab, 1/8 penduduk Islam di dunia ada di Indonesia," paparnya.
Sehingga, hitam putihnya Islam di Indonesia akan menjadi bagian dari wajah Islam dunia.