RMOL. Langkah politisi Golkar, Airlangga Hartarto sampai harus minta dukungan Presiden Jokowi untuk maju pemilihan ketua umum berlambang beringin itu dipandang tidak sepatutnya.
"Partai kok minta dukungan, pemimpin macam apa ini. Partai politik sebesar Golkar kok minta dukungan Istana yang notabene bukan partainya," sindir Natalius Pigai yang mantan komisioner Komnas HAM ini kepada redaksi, Selasa (28/11).
"Mau jadi pecundang atau menjadi pemimpin negara yang punya integritas," imbuhnya.
Ia menambahkan, seandainya ia kader Golkar maka dipastikan orang-orang seperti Airlangga tidak akan dipilihnya.
"Belajarlah dari Prabowo dan SBY, dan juga dari Megawati yang punya karakter dan berintegritas dalam mengelola partai," cetusnya.
Airlangga tidak menampik ingin melanjutkan estafet kepemimpinan di Golkar dengan kondisi beringin yang elektabilitasnya terus merosot. Tidak hanya dirundung kasus hukum Setya Novanto, sejumlah survei juga mengindikasikan Golkar menurun jelang Pemilu 2019.
"Tentu itu untuk introspeksi saja karena kami tahu penyebabnya apa dan mudah-mudahan kalau ini kami perbaiki bisa kembali pada posisi semula," katanya seusai acara Seminar Kadin Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin.
Bahkan ia mengklaim sudah mendapat restu Presiden Jokowi. "Saya minta izin (kepada Presiden) dibolehkan untuk ikut, karena saya kan sekarang pembantu beliau, jadi saya minta izin," ujar Airlangga.