Kenneth DPRD DKI: Harus Ada Perbaikan Total di Taman Margasatwa Ragunan

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menilai perbaikan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) yang terletak di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, belum ada perubahan yang sangat signifikan. Hal itu diketahui saat dirinya berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan beberapa waktu lalu.

Pria yang akrab disapa Bang Kent itu mengatakan, luas Taman Margasatwa Ragunan yang mencapai 126 hektare, berbanding terbalik dengan kondisi kandang-kandang hewan yang sempit dan belum mencerminkan habitat alaminya, sebagai contoh di kandang harimau yang hanya seluas 300 m2.

"Karakter harimau itu membutuhkan ruang jelajah yang sangat luas, mereka membutuhkan ruang yang tidak terfragmentasi sekitar 180-380 kilometer persegi pada habitat aslinya. Tentu, ini sangat mempengaruhi psikis hewan tersebut, dan dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan umur hewan," kata Kent dalam keterangannya, Selasa (27/8/2024).

Lalu temuan lainnya di Taman Margasatwa Ragunan yakni kandang-kandang mamalia kecil itu seperti penjara, hanya luasan sekitar 3m2 tiap kandang, yang jelas tidak merepresentasikan habitatnya. Kering, tanpa ruang lingkup baik, hingga absennya vegetasi alami. Dilanjut dengan temuan beberapa hewan mati dan kandangnya kosong karena belum ada pengganti, dan kematiannya tidak diperiksa dengan baik/nekropsi, adalah sinyal banyak sekali pembenahan yang harus dilakukan di sini.

"Setiap kematian hewan harus diperiksa apa penyebabnya, dan apa yang harus ditanggulangi. Keterangan salah satu keeper, bahwa ada satu kandang kosong karena hewan musang di situ mati, yang matinya akibat ususnya terburai. Ketika ditanya kenapa hal tersebut bisa terjadi, keeper tersebut tidak bisa bicara," tegas Kent.

Kent juga menyikapi dengan jumlah dokter hewan yang hanya ada enam orang di Taman Margasatwa Ragunan ini, dengan beban tugas mengurus ribuan satwa.

"Di Ragunan itu ada sekitar 2.200 satwa, tapi hanya ada enam dokter hewan yang bertugas untuk mengawasi. Artinya, satu orang dokter bertugas mengawasi sekitar 366 ekor satwa. Jelas, ini akan menimbulkan masalah akibat jomplangnya rasio," tuturnya.

Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI itu menilai, luasnya area Taman Margasatwa Ragunan tersebut, lebih banyak difungsikan sebagai Taman Manusia. Luasan Taman untuk leyeh-leyeh manusia terlalu luas, wilayah tak terkelola dengan baik, sementara kandang hewannya sempit dan tidak memadai.

"Kandang-kandang burung yang kurang luas, sebaiknya diubah menjadi satu kubah mega besar dan ada zonasi, di mana para pengunjung nanti bisa melintasi titian koridor di berbagai titik ketinggian, dan mengamati dengan baik kehidupan alami mereka, yang bahagia dan sejahtera. Ini harus berubah," bebernya.

Kent pun berharap kesejahteraan hewan ini harus dimajukan dengan maksimal, sambil memberikan kenyamanan buat para pengunjung, guna mencapai titik guna area yang maksimal juga, termasuk fungsi konservasi dan edukasi yang semakin maju.

"Sebagai kota yang berangan-angan disejajarkan dengan kota-kota global dan maju seperti di belahan bumi lain, Jakarta sudah selayaknya memperbaiki Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Sebagai acuan, Kebun Binatang San Diego adalah di mana poin konservasi dan Kesejahteraan Hewan bisa berjalan beriringan," sambungnya.

Menurut Kent, pembenahan Taman Margasatwa Ragunan bisa dimulai dengan menaikkan statusnya dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) ke level Dinas atau Badan, agar bisa mempunyai keleluasaan dalam pengelolaan dan bisa berorientasi pada pelayanan yang optimal.

"Intinya harus ada perbaikan total di Taman Margasatwa Ragunan dan Saya benar-benar berharap bahwa Taman Margasatwa Ragunan (TMR) ini bisa menjadi skala prioritas pembenahan bagi Pemprov DKJ," pungkasnya.

Perlu diketahui, Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR) menerima anggaran sekitar Rp130 miliar dari Pemerintah Provinsi Jakarta untuk mempercantik taman di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan tersebut.

Kepala Unit Pengelola TMR drh. Endah Rumiyati berujar, uang tersebut akan digunakan untuk memperbaiki serta mempercantik kandang-kandang satwa di lokasi tersebut. Proses perbaikan dan mempercantik itu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sebab, perbaikan tersebut bakal mempengaruhi kehidupan satwa di Taman Margasatwa Ragunan, dan proses tersebut akan dilakukan secara parsial.

Diposting 29-08-2024.

Dia dalam berita ini...

Hardiyanto Kenneth

Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta 2019-2024